Rabu, 14 September 2011
KAPAL INDUK CHINA UJI COBA PENDARATAN JET TEMPUR
Militer China telah melakukan uji coba Kapal induk China pertama Shi Lang yang sedang melakukan pelayaran perdana di lautan lepas hari Rabu tanggal 10 Agustus 2011 dan selama melakukan pelayaran perdana ini kapal induk milik China tersebut melakukan simulasi pendaratan jet tempur.
Rabu, 10 Agustus 2011
RANTIS TNI GARDA 4X4
RANTIS TNI GARDA 4X4
Kendaraan Taktis (Rantis) 4 x 4 yang dikenal dengan 4-Wheels Drive (4WD atau 4 x 4) yaitu kendaraan taktis yang memiliki tenaga penggerak pada keempat rodanya, dengan tujuan untuk mendapatkan traksi yang memadai dalam segala kondisi jalan. Cara kerja dari kendaraan 4 x 4 adalah mesin dihubungkan dengan differensial tengah (transfer case) yang membagi tenaga ke roda belakang dan roda depan. Karena pada saat menggunakan penggerak 4 roda, penggunaan energi lebih tinggi. Biasanya penggerak 4 roda hanya digunakan pada saat dibutuhkan saja, dengan mengaktifkan melalui tombol atau tuas tertentu.
Berlatar belakang bahwa ada beberapa negara telah mengadopsi kendaraan taktis 4 x 4 untuk kepentingan militernya seperti AS (HUMVEE), Italia (IVECO), Cina (DongFeng Hummvee), Spanyol (EURO VAMTAC), Brazil (AV-VB4 RE 4 x 4 GUARA), Perancis (SHERPA) dan beberapa negara lainnya.
Sedangkan kendaraan taktis yang dimiliki oleh TNI saat ini belum standar, yakni terdiri dari beberapa produk seperti CJ-7 (USA), BEIJING (China), ISUZU OZ (Jepang), KIA KM-420 (Korea), LANDROVER (Inggris), UAS (Rusia) dan OVERLAND (Inggris) buatan tahun 1979 -1981. Konsekuensi dari keanekaragaman tersebut berdampak terhadap rumitnya pengoperasionalan dan pemeliharaan termasuk tukar alih suku cadang sehingga berpengaruh juga terhadap biaya pemeliharaan satuan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibentuklah Working Group TNI, selain dari personel TNI juga disertakan mitra industri untuk mendukung kegiatan pengerjaan teknis yaitu : PT. AUTOCAR, PT. Pindad, PT. Yudistira, PT. Petrodrill, PT. Gajah Tunggal, PT. Krakatau Steel, PT. Pilar Mas Kursindo, PT. Indo Pulley Perkasa dan PT. Alam Indomesin Utama. Adapun Kepala Pelaksana Kegiatan (Kalakgiat) dipimpin oleh Kepala Subdinas Materiil Utama (Kasubdismatut) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) Kolonel Kav Rihananto guna mewujudkan suatu Prototipe Kendaraan Taktis 4 x 4 yang dapat mengakomodir operational requirement satuan-satuan manuver maupun untuk kepentingan pengamanan TNI.
Selain itu pula diharapkan ke depan terdapat keseragaman/standarisasi kendaraan taktis TNI. Mengacu kepada konsep Minimum Essential Forces (MEF) diharapkan TNI pada 2014 dapat memenuhi kebutuhan alut sista dengan prioritas produksi dalam negeri serta dalam rangka kemandirian alut sista.
Dari hasil kerja Working Group TNI dihasilkan Rantis TNI GARDA 4x4. Rantis 4 x 4 TNI dapat digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin ataupun jalan yang berlumpur. Tampilan Rantis 4 x 4 tetap mengacu pada filosofi Hummvee USA, karena terbukti cukup tangguh, stabil dan flexible,” jelas Kolonel Kav Rihananto dalam paparannya kepada Panglima TNI dan pejabat TNI saat acara penyerahan prototipe Rantis hasil Working Group TNI kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE. dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Senin (8/8).
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Working Group TNI, sehingga dapat mewujudkan prototipe Rantis 4 x 4 yang direncanakan. Namun demikian, Panglima TNI mengharapkan prototipe ini terus disempurnakan sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal sesuai kebutuhan pengguna.
Rantis TNI GARDA 4x4
Model bentuknya mirip dengan Bhirawa tanpa bemper. Rantis 4x4 TNI ini sudah dikembangkan sejak lama. Desain 100 % karya anak bangsa (TNI) tetapi seperti biasa yang diimpor adalah Mesin+Transmisi+Power Train+Kaki kaki. Rantis ini sebenarnya akan dibuat oleh PT. PINDAD akan tetapi berhubung ada beberapa perkara sehinga menyebabkan pihak PT. PINDAD menolak membuat rantis ini sehingga pembuatan rantis 4x4 TNI ini kemudian dikerjakan oleh salah satu rekanan kerja TNI yg berada di sekitar daerah Cimanggis.
Mesin Mercedes Benz OM904, 170Hp 4200 cc
Transmisi matic 5 percepatan
Chasis buatan dalam negeri
Kaki-kaki original H1 military spec dari GM Motor
Independent differential
Pembuatan GARDA 4x4 ini menjadi salah satu kandidat pengadaan 311 unit di Kemhan (2012-2014). Adapun keempat kandidat pengadaan 311 unit rantis di Kemhan (2012-2014) adalah sebagai berikut :
1. PINDAD, Basisnya Ford Ranger, 3/4T
2. Starion, Impor 100% CJ8, 3/4T
3. IPO (PT) GUDEL, Basisnya Hino, 1.25T
4. GARDA, dibangun dari Humvee H1 1.5T, 1.5T
Kendaraan rantis 4x4 tersebut merupakan sesuatu yan patut kita apresiasi bersama-sama. Dari segi operasional kendaraan rantis 4x4 ini sudah memenuhi berbagai kriteria. Hanya saja perlu dilakukan uji lanjut kelayakan untuk menentukan apakah memang layak sebagai sebuah kendaraan militer. Meskipun akhirnya semuanya nanti tergantung kepada unit cosh/price per quota.
Dari keempat kandidat tersebut di atas unit cosh/price masing-masing adalah sebagai berikut :
1. PINDAD, Ford Ranger basis, 3/4T.... 400-500jt; TKDN : 10%
2. STARION, CJ8, 3/4T.... 700-1000jt; TKDN : 0%
3. GUDEL, HINO 1.25T.... 350-500jt; TKDN : 20%
4. GARDA, Humvee H1 1.5T.... 800-1200jt; TKDN : 40%
Tampak jelas bahwa pilihan-pilihan di atas memiliki kelas yang berbeda jauh. Jadi berbicara masalah harga sudah seperti kalau bicara beli mobil xenia, innova atau land cruiser.
Dari sini harusnya Kemhan menentukan terlebih dahulu budget yang tersedia. Untuk rantis buatan PINDAD dan GUDEL sama-sama memakai rolling chassis full dari mobil Luar Negeri hanya main bodi saja, dan TKDN hanya sekitar 10%. Kemudian kalau hanya untuk keperluan off road saja jangan membeli GARDA karena kemahalan harganya. Sedankan kalau berbicara spesifikasi jangan disamain antara yang meman asalnya dari Humvee dengan kendaraan komersial yang diganti bajunya jauh sangat berbeda kualitasnya bagaikan langit dan bumi.
Kemudian untuk kendaraan 3/4T berarti kendaraan tersebut hanya mampu mengangkut beban sampai dengan 3/4T (Payload = 3/4T).
Dengan kemampuan engangkut beban sampai dengan 3/4T ini maka perkiraan yang bisa diankut bisa kita beri gambaran sebagai berikut :
1. Jumlah pasukan : standar 1 regu yaitu sekitar 10 orang saja jika berat perorang rata-rata 80kg. Berarti kalau hanya 3/4T maka kendaraan tersebut tidak akan bisa membawa pasukan 1 regu. Maksimal yang bisa diankut hanya 6 orang.
2. Senjata serbu : kalau ingin membawa senapan kaliber 12.7mm, beratnya senapan bersama amunisi sekitar 200kg-an. Jelas kalau ingin dibawa diatas kendaraan maka pasukan yang bisa dibawa paling maksimal 4 orang saja.
3. ARMORED: tidak akan mungkin diberi armor sehingga paling maksimal ditambah komposit saja, itu juga paling hanya yang level NIJ 1 saja sehingga apabila ditembak menggunakan AK47 juga akan tembus.
4. Ground Clearence: tidak akan mungkin diatas 30cm untuk semua tipe diatas. FYI, Unimog ground clearence sekitar 40cm-an. Kalau ingin asal off road standar saja masih bisa dipakai.
Kemudian kenapa GARDA 4x4 menggunakan mesin Mercedes OM904, 170Hp 4200 cc alasannya adalah sebagai berikut :
1. Spare parts banyak sekali tersedia diseluruh dealer mercedes yan ada ada. Meskipun tidak sebanyak spare parts HINO, akan tetapi jelas lebih banyak daripada spare parts Ranger dan CJ8
2. Power/ volume ratio tinggi. Artinya untuk mesin sekecil itu, power yg dihasilkan bisa smpai dengan 210 hp sebenarnya, hanya dibatasi electronically sd 170Hp/ 2200rpm saja dulu. Sebagai perbandingan, Land Cruiser itu menggunakan mesin 1HD-T, output 170hp/ 3000rpm, HINO 130hp/ 2400rpm, FORD Ranger 130hp/ 3200rpm.
3. Torque tinggi. Untuk mesin sekecil itu, Torque nya sd 800Nm/ 1400rpm. Kalau diperhatikan, mesin-mesin "pekerja keras" itu mengejar torque tinggi pada putaran rendah. Kenapa bisa begitu coba saja dibaca di internet kenapa kira2. Sebagai perbandingan, kalau dibandingkan dengan HINO 400Nm/ 1600rpm dan FORD Ranger 220Nm/ 2100rpm, jelas Torque Mercedes ini jauh banget.
4. Penggunaan mesin untuk keperluan militer tidak dilarang oleh prinsipalnya. Beda dengan -misal- HINO. Coba dicek saja ada enggak keterangan pernyataan langsung dari Prinsipal HINO jepangnya.
5. Mercedes sudah punya pabrik perakitan di Indonesia. Masih ada kemungkinan dalam jumlah tertentu mesin tersebut bisa di lokalkan
6. BRAND Image bagus sekali. Intinya begini saja bahwa orang-orang itu pasti tanya pertamanya adalah.. Pakai mesin apa? kalau pakai Mercedes, pasti sudah tidak ada pertanyaan lanjutan lagi.
Nah begitulah kira-kira alasan rantis GARDA 4x4 menggunakan mesin Mercedes OM904, 170Hp 4200 cc.
Berlatar belakang bahwa ada beberapa negara telah mengadopsi kendaraan taktis 4 x 4 untuk kepentingan militernya seperti AS (HUMVEE), Italia (IVECO), Cina (DongFeng Hummvee), Spanyol (EURO VAMTAC), Brazil (AV-VB4 RE 4 x 4 GUARA), Perancis (SHERPA) dan beberapa negara lainnya.
Sedangkan kendaraan taktis yang dimiliki oleh TNI saat ini belum standar, yakni terdiri dari beberapa produk seperti CJ-7 (USA), BEIJING (China), ISUZU OZ (Jepang), KIA KM-420 (Korea), LANDROVER (Inggris), UAS (Rusia) dan OVERLAND (Inggris) buatan tahun 1979 -1981. Konsekuensi dari keanekaragaman tersebut berdampak terhadap rumitnya pengoperasionalan dan pemeliharaan termasuk tukar alih suku cadang sehingga berpengaruh juga terhadap biaya pemeliharaan satuan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibentuklah Working Group TNI, selain dari personel TNI juga disertakan mitra industri untuk mendukung kegiatan pengerjaan teknis yaitu : PT. AUTOCAR, PT. Pindad, PT. Yudistira, PT. Petrodrill, PT. Gajah Tunggal, PT. Krakatau Steel, PT. Pilar Mas Kursindo, PT. Indo Pulley Perkasa dan PT. Alam Indomesin Utama. Adapun Kepala Pelaksana Kegiatan (Kalakgiat) dipimpin oleh Kepala Subdinas Materiil Utama (Kasubdismatut) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) Kolonel Kav Rihananto guna mewujudkan suatu Prototipe Kendaraan Taktis 4 x 4 yang dapat mengakomodir operational requirement satuan-satuan manuver maupun untuk kepentingan pengamanan TNI.
Selain itu pula diharapkan ke depan terdapat keseragaman/standarisasi kendaraan taktis TNI. Mengacu kepada konsep Minimum Essential Forces (MEF) diharapkan TNI pada 2014 dapat memenuhi kebutuhan alut sista dengan prioritas produksi dalam negeri serta dalam rangka kemandirian alut sista.
Dari hasil kerja Working Group TNI dihasilkan Rantis TNI GARDA 4x4. Rantis 4 x 4 TNI dapat digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin ataupun jalan yang berlumpur. Tampilan Rantis 4 x 4 tetap mengacu pada filosofi Hummvee USA, karena terbukti cukup tangguh, stabil dan flexible,” jelas Kolonel Kav Rihananto dalam paparannya kepada Panglima TNI dan pejabat TNI saat acara penyerahan prototipe Rantis hasil Working Group TNI kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE. dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Senin (8/8).
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Working Group TNI, sehingga dapat mewujudkan prototipe Rantis 4 x 4 yang direncanakan. Namun demikian, Panglima TNI mengharapkan prototipe ini terus disempurnakan sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal sesuai kebutuhan pengguna.
Rantis TNI GARDA 4x4
Model bentuknya mirip dengan Bhirawa tanpa bemper. Rantis 4x4 TNI ini sudah dikembangkan sejak lama. Desain 100 % karya anak bangsa (TNI) tetapi seperti biasa yang diimpor adalah Mesin+Transmisi+Power Train+Kaki kaki. Rantis ini sebenarnya akan dibuat oleh PT. PINDAD akan tetapi berhubung ada beberapa perkara sehinga menyebabkan pihak PT. PINDAD menolak membuat rantis ini sehingga pembuatan rantis 4x4 TNI ini kemudian dikerjakan oleh salah satu rekanan kerja TNI yg berada di sekitar daerah Cimanggis.
Mesin Mercedes Benz OM904, 170Hp 4200 cc
Transmisi matic 5 percepatan
Chasis buatan dalam negeri
Kaki-kaki original H1 military spec dari GM Motor
Independent differential
Pembuatan GARDA 4x4 ini menjadi salah satu kandidat pengadaan 311 unit di Kemhan (2012-2014). Adapun keempat kandidat pengadaan 311 unit rantis di Kemhan (2012-2014) adalah sebagai berikut :
1. PINDAD, Basisnya Ford Ranger, 3/4T
2. Starion, Impor 100% CJ8, 3/4T
3. IPO (PT) GUDEL, Basisnya Hino, 1.25T
4. GARDA, dibangun dari Humvee H1 1.5T, 1.5T
Kendaraan rantis 4x4 tersebut merupakan sesuatu yan patut kita apresiasi bersama-sama. Dari segi operasional kendaraan rantis 4x4 ini sudah memenuhi berbagai kriteria. Hanya saja perlu dilakukan uji lanjut kelayakan untuk menentukan apakah memang layak sebagai sebuah kendaraan militer. Meskipun akhirnya semuanya nanti tergantung kepada unit cosh/price per quota.
Dari keempat kandidat tersebut di atas unit cosh/price masing-masing adalah sebagai berikut :
1. PINDAD, Ford Ranger basis, 3/4T.... 400-500jt; TKDN : 10%
2. STARION, CJ8, 3/4T.... 700-1000jt; TKDN : 0%
3. GUDEL, HINO 1.25T.... 350-500jt; TKDN : 20%
4. GARDA, Humvee H1 1.5T.... 800-1200jt; TKDN : 40%
Tampak jelas bahwa pilihan-pilihan di atas memiliki kelas yang berbeda jauh. Jadi berbicara masalah harga sudah seperti kalau bicara beli mobil xenia, innova atau land cruiser.
Dari sini harusnya Kemhan menentukan terlebih dahulu budget yang tersedia. Untuk rantis buatan PINDAD dan GUDEL sama-sama memakai rolling chassis full dari mobil Luar Negeri hanya main bodi saja, dan TKDN hanya sekitar 10%. Kemudian kalau hanya untuk keperluan off road saja jangan membeli GARDA karena kemahalan harganya. Sedankan kalau berbicara spesifikasi jangan disamain antara yang meman asalnya dari Humvee dengan kendaraan komersial yang diganti bajunya jauh sangat berbeda kualitasnya bagaikan langit dan bumi.
Kemudian untuk kendaraan 3/4T berarti kendaraan tersebut hanya mampu mengangkut beban sampai dengan 3/4T (Payload = 3/4T).
Dengan kemampuan engangkut beban sampai dengan 3/4T ini maka perkiraan yang bisa diankut bisa kita beri gambaran sebagai berikut :
1. Jumlah pasukan : standar 1 regu yaitu sekitar 10 orang saja jika berat perorang rata-rata 80kg. Berarti kalau hanya 3/4T maka kendaraan tersebut tidak akan bisa membawa pasukan 1 regu. Maksimal yang bisa diankut hanya 6 orang.
2. Senjata serbu : kalau ingin membawa senapan kaliber 12.7mm, beratnya senapan bersama amunisi sekitar 200kg-an. Jelas kalau ingin dibawa diatas kendaraan maka pasukan yang bisa dibawa paling maksimal 4 orang saja.
3. ARMORED: tidak akan mungkin diberi armor sehingga paling maksimal ditambah komposit saja, itu juga paling hanya yang level NIJ 1 saja sehingga apabila ditembak menggunakan AK47 juga akan tembus.
4. Ground Clearence: tidak akan mungkin diatas 30cm untuk semua tipe diatas. FYI, Unimog ground clearence sekitar 40cm-an. Kalau ingin asal off road standar saja masih bisa dipakai.
Kemudian kenapa GARDA 4x4 menggunakan mesin Mercedes OM904, 170Hp 4200 cc alasannya adalah sebagai berikut :
1. Spare parts banyak sekali tersedia diseluruh dealer mercedes yan ada ada. Meskipun tidak sebanyak spare parts HINO, akan tetapi jelas lebih banyak daripada spare parts Ranger dan CJ8
2. Power/ volume ratio tinggi. Artinya untuk mesin sekecil itu, power yg dihasilkan bisa smpai dengan 210 hp sebenarnya, hanya dibatasi electronically sd 170Hp/ 2200rpm saja dulu. Sebagai perbandingan, Land Cruiser itu menggunakan mesin 1HD-T, output 170hp/ 3000rpm, HINO 130hp/ 2400rpm, FORD Ranger 130hp/ 3200rpm.
3. Torque tinggi. Untuk mesin sekecil itu, Torque nya sd 800Nm/ 1400rpm. Kalau diperhatikan, mesin-mesin "pekerja keras" itu mengejar torque tinggi pada putaran rendah. Kenapa bisa begitu coba saja dibaca di internet kenapa kira2. Sebagai perbandingan, kalau dibandingkan dengan HINO 400Nm/ 1600rpm dan FORD Ranger 220Nm/ 2100rpm, jelas Torque Mercedes ini jauh banget.
4. Penggunaan mesin untuk keperluan militer tidak dilarang oleh prinsipalnya. Beda dengan -misal- HINO. Coba dicek saja ada enggak keterangan pernyataan langsung dari Prinsipal HINO jepangnya.
5. Mercedes sudah punya pabrik perakitan di Indonesia. Masih ada kemungkinan dalam jumlah tertentu mesin tersebut bisa di lokalkan
6. BRAND Image bagus sekali. Intinya begini saja bahwa orang-orang itu pasti tanya pertamanya adalah.. Pakai mesin apa? kalau pakai Mercedes, pasti sudah tidak ada pertanyaan lanjutan lagi.
Nah begitulah kira-kira alasan rantis GARDA 4x4 menggunakan mesin Mercedes OM904, 170Hp 4200 cc.
Senin, 08 Agustus 2011
ATD-X SHIN-SHIN
ATD-X SHIN-SHIN
Pesawat eksperimen berkemampuan siluman buatan Mitsubishi Heavy Industries yan nantinya akan digunakan oleh Japan Air Self-Defense Force.Mitsubishi ATD-X Shinshin adalah pesawat tempur baru generasi ke 5 yan mengunakan teknologi siluman yan sangat maju. Pesawat ini sedang dibangun oleh Japanese Ministry of Defense Technical Research and Development Institute (TRDI) untuk kepentingan penelitian. Sedangkan nama ATD-X sendiri merupakan kepanjangan dari "Advanced Technology Demonstrator - X". Banyak yang mempercayai bahwa pesawat ATD-X ini merupakan pesawat tempur siluman pertama buatan Jepang. Sedangkan nama pesawat ini dalam bahasa Jepang adalah 心神 (shin-shin) yan berarti suatu pemikiran (one's mind). Pesawat ATD-X ini direncanakan terbang untuk pertama kali pada tahun 2014 akan tetapi besar kemunkinan penerbanan pertama akan mundur waktu pelaksanaannya dan palin lambat penerbangan pertama akan dilakukan tanggal 14 Jun 2016.
Pengembangan
Pesawat ini dibuat oleh karena keinginan Jepang untuk mengganti pesawat tempurnya yan sudah lama dipakai. Untuk usaha penggantian pesawat tempur ini Jepang berusaha mendekati Washington untuk melakukan penjajakan pembelian pesawat siluman buatan Amerika Serikat yaitu F-22 Raptor. Akan tetapi pihak Konggres Amerika Serikat telah berulang kali melarang penjualan pesawat F-22 Raptor ke luar negara Amerika Serikat dalam usaha pihak Amerika Serikat untuk melindungi teknologi rahasia yang sangat maju yang mereka miliki. Adanya penolakan ini mendoron Jepan untuk membanun pesawat tempur modern sendiri yang dilengkapi dengan kemampuan siluman dan sistem-sistem lain yang sangat maju. Model pesawat ATD-X ShinShin telah melampaui uji darat berupa uji radar cross section di Perancis tahun 2005. Lalu dengan rasio kontrol 1/5 skala model telah menjalani uji terbang pertama pada tahun 2006 untuk mendapatkan data mengenai kemampuan dari sudut serang dan mencoba menguji peralatan sensor baru serta self-repairing flight control systems.
Setelah lolos dari uji pertama ini keputusan diambil pada tahun 2007 untuk mendorong proyek multi milyar yen yang dijangka dapat ditempuh dalam waktu 10 tahun untuk sampai tahap produksi pesawat yaitu pada tahun 2017. Dan pada tahun 2007 pula proyek pembuatan pesawat ATD-X ShinShin akan melibatkan perusahaan besar dari Amrika Serikat yaitu Lockheed Martin.
Desain
Desain pesawat ATD-X ShinShin akan menggunakan teknologi pesawat demontrator dan merupakan perpaduan pesawat tempur enerasi ke 4 dan ke 5 dari Amerika Serikat, terutama sekali dari F 22 Raptor. Daya dorong pesawat pesawat ATD-X diatur dengan menggunakan 3 buah dayung pada setiap ujung mesin seperti yan terdapat pada pesawat Rockwell X-31. Featur lain yang terdapat pada pesawat ATD-X ini adalah memiliki teknologi fly-by-optics untuk sistem kontrol penerbangan yang menggantikan optical fibers. Dengan teknologi ini transfer data bisa lebih cepat dan kebal dari pengaruh electromagnetic disturbance.
Untuk radar mengunakan teknologi active electronically scanned array (AESA) yang disebut dengan 'Multifunction RF Sensor', yang memiliki kemampuan electronic countermeasures (ECM), electronic support measures (ESM), fungsi komunikasi, dan juga mungkin untuk kemampuan senjata gelombang mikro.
Featur yan lebih maju memiliki kemampuan yan disebut dengan 'Self Repairing Flight Control Capability' yang memungkinkan pesawat mendeteksi kegagalan sistem atau bahaya pada flight control surfaces.
Japan Air Self-Defense Force dilaporkan meminta informasi penggunaan mesin dengan daya dorong antara 10 sd 20 ribu pound untuk digunakan pada pesawat prototipe sampai menjadi pesawat tempur dan mesin dibuat oleh Ishikawajima-Harima Heavy Industries.
Spesifikasi ATD-X
Awak: 1 orang.
Panjang: 14.174 meter (46.50 kaki)
Lebar sayap: 9.099 meter (29.85 kaki)
Tinggi: 4.514 meter (14.80 kaki)
Bobot maksimum lepas landas: 8 ton (17.636 pound)
Mesin: 2 × IHI XF5-1
Dorongan kering: masing-masing 10 ton (22.046 pound)
Dorongan dengan pembakar lanjut: masing-masing 15 ton (33.069 pound)
Rabu, 27 Juli 2011
TOS 1 BURATINO HEAVY FLAME THROWER SYSTEM
TOS 1 BURATINO HEAVY FLAME THROWER SYSTEM
ТОС-1
TOS-1 Buratino
Type MRL
Place of origin Soviet Union / Russia
Service history
Used by
Soviet Union, Russian Federation
Wars
Soviet-Afghan War, Second Chechen War
Production history
Designer Omsk Transmash Design Bureau
Specifications
Weight 46 t (101,411 lbs)
Length 9.5 m (31 ft 2 in)
Width 3.6 m (11 ft 10 in)
Height 2.22 m (7 ft 3 in)
Crew 3
Caliber 220 mm (8.66 in)
Rate of fire 30 rounds/15 s
Effective range 500–3,500 m (547–3,828 yds)
Engine Diesel
840 hp (626.39 kW)
TOS-1 (Russian: ТОС-1 тяжёлая огнемётная система, English: Heavy Flame Thrower System) is a Soviet 30-barrel multiple rocket launcher and thermobaric weapon mounted on a T-72 tank chassis. TOS-1 was designed for defeating enemy personnel in fortifications, in open country, and in lightly armoured vehicles and transport. First combat tests took place in Panjshir Valley during the Soviet war in Afghanistan.
Development
The idea of a heavy short-range MLRS to launch rockets equipped with incendiary and thermobaric warheads arose in late 1970s. The combat system consisting of the combat vehicle, rockets, and loading vehicle was developed in early 1980s at KBTM in Omsk and was named TOS-1, remaining a secret development for a long time.
The TOS-1 is intended to engage military personnel, equipment, and buildings, including fortified constructions. The combat vehicle acts within the combat order of infantry and tanks. The large mass of the launcher and the need for a high-level of protection (due to the relatively short range of 400/600 m to 5,000 m) helped determine the use of the chassis of the T-72 main battle tank. The reloading vehicle was built on the chassis of a cross-country truck and equipped with a crane for loading/unloading of the launcher.
The idea of a heavy short-range MLRS to launch rockets equipped with incendiary and thermobaric warheads arose in late 1970s. The combat system consisting of the combat vehicle, rockets, and loading vehicle was developed in early 1980s at KBTM in Omsk and was named TOS-1, remaining a secret development for a long time.
The TOS-1 is intended to engage military personnel, equipment, and buildings, including fortified constructions. The combat vehicle acts within the combat order of infantry and tanks. The large mass of the launcher and the need for a high-level of protection (due to the relatively short range of 400/600 m to 5,000 m) helped determine the use of the chassis of the T-72 main battle tank. The reloading vehicle was built on the chassis of a cross-country truck and equipped with a crane for loading/unloading of the launcher.
The nickname Buratino matches the name of the hero of a Russian version of a Pinocchio-style tale (by Alexey Tolstoy), because of the big "nose" of the launcher, but the name essentially meaning "heavy flame throwing merry wooden boy" is somewhat ironic and sometimes used for comedic purposes in Russia.
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/TOS-1
TIGER MEET 2011
Location: BA Cambrai
Country: France
Country: France
Date: 09/05/2011 - 20/05/2011
The NATO Tiger Association (NTA) celebrated its 50th anniversary during the 2011 tiger meet at BA103 Cambai. Over 60 aircraft from 15 nations deployed to the base in the North of France, for what looks like to become the largest military exercise in Europe this year.
For the 7th and last time in their long history, Escadron de Chasse 01.012 ‘Cambrésis’, the last of the actively participating founding Squadrons, 74Sqn disbanded in 2000 and 79FS redeployed to the US in 1993, had the honor to organize the exercise before they themselves will be disbanded, and the airbase closed at the beginning of 2012.
However the French tiger tradition will be kept alive. SPA162 ‘TIGRE’ the 90 years old tiger flight within the squadron will be transferred to BA113 Saint-Dizier where it will join EC 1/7 ‘Provance’.
Even with NATO operations over Libya, and severe budget cuts throughout the Military Forces of NATO, the NTA was able to inaugurate a new member. 6ELT from the Polish Air Force, flying the F-16C/D (Block 52+), joined the Association as probationary member, and 335Mira from the Hellenic Air Force returned with aircraft after a 3 year transition period from A-7 Corsair II to F-16C/D (Block 52+). Another newcomer in the flying OPS was honorary member 1 Sqn from the Slovak Air Force, bringing 2 MiG-29’s for a long weekend visit, and some ACM training sorties during the shadow waves. We were also pleased to host observers from 59/1 Sqn Hungarian Air Force, and 37BS USAF.
Tiger Meet Participants
Sqn Aircraft Type
EC01.012 Mirage 2000C/B
ECE 05.330 Mirage 2000RDI
221 Sqn Mi-24V Hind
AG 51 Tornado IDS
211 Sqn JAS-39C/D Grippen
21 Gruppo AB-212ICO
1 JTS Saab OE105
321 Sqn Tornado ECR
192 Sqn F-16C/D
335 Mira F-16C/D Block 52+
6 Sqn F-16C:D Block 52+
11 Staffel F-18C Hornet
301 Sqn F-16A/B MLU
59/1 Sqn Observer
31 Sqn ** F-16A/B MLU
142 Sqn * Mirage F1
1 Sqn ** Mig-29
Ala 15 ** F-18 Hornet
814 Sqn * EH-101
* Weekend Visitors
** 1 Week Only
Silver Tiger Trophy: Esquadra 301 Portugal
Best Flying Unit: Esquadra 301 Portugal
Tiger Games winner: Fliegerstaffel 11 Switzerland
Best Skit: Esquadra 301 Portugal
Best looking Uniform: Escadron de Chasse et d'Expérimentation 05.330 France
Most fancy paintscheme: Aufklarungsgeschwader 51 Germany
Sumber :
http://www.natotigers.org/tigermeet/detail.php?ntmID=50