Senin, 19 Februari 2018

Kontrak Pengadaan Pesawat Su 35 Bagi TNI AU

Kontrak Pengadaan Pesawat Su 35 Bagi TNI AU



Setelah menjadi penantian panjang dan selalu menjadi pembicaraan hangat di kalangan penggemar dunia kemiliteran, akhirnya Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian 11 unit pesawat tempur Sukhoi SU-35 dengan Rusia. Penandatanganan itu dilakukan pada Rabu (14/2) lalu di Jakarta.
"Sudah tanggal 14 Februari kemarin," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Totok Sugiarto lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (16/2).
Kontrak tersebut ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji dengan Yuri, delegasi dari Rostec.
Seperti diketahui, pembelian pesawat Sukhoi Su-35 ini bertujuan untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah tidak layak terbang. "Sebanyak 11 pesawat Sukhoi Su-35 full combat," tegas mantan Kapendam V/Brawijaya ini.
Alasan memilih Sukhoi Su-35 untuk memperkuat pertahanan Indonesia, pernah diungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu, Agustus tahun lalu.
Menurut dia, pesawat tempur jenis terbaru ini memiliki kemampuan mengunci target. "Dari jauh, dia (Sukhoi SU-35) sudah bisa tahu ada berapa target dan menyiapkan peluru ya untuk menembak," kata Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat,
Totok memastikan pembelian 11 unit Sukhoi tersebut sudah lengkap dengan persenjataan sesuai dengan kebutuhan TNI AU. "Full combat," ujarnya.

 Spesifikasi pesawat Su 35 S yang dibeli oleh TNI AU

Keunggulan pesawat Su 35 S

Totok menyampaikan usai penandatanganan kontrak tersebut, kini Indonesia tinggal menunggu proses pembuatan Sukhoi saja untuk kemudian dikirim ke Indonesia.
Nantinya pengiriman Sukhoi ke Indonesia akan dilakukan dalam tiga tahap.
Tahap pertama, akan dikirim dua unit pada Agustus 2019, dengan catatan kontrak efektif per Agustus 2018.
Tahap kedua, enam unit akan dikirim 18 bulan setelah kontrak efektif. Dan, tiga unit sisanya akan dikirim setelah 23 bulan dari kontrak.
Total pengadaan 11 unit Sukhoi SU-35 lengkap dengan senjata dan persenjataannya mencapai US$1,14 miliar dengan sistem imbal beli.  
Kontrak itu dicapai setelah Indonesia mengatakan bulan Agustus bahwa Indonesia akan berusaha mempertukarkan minyak sawit, kopi dan teh dengan pesawat tempur Rusia, dengan mengatakan pihaknya ingin memanfaatkan sanksi internasional terhadap Moskow.
Uni Eropa dan Amerika telah mengenakan sanksi terhadap Rusia atas tuduhan mencampuri pemilihan presiden Amerika dan pencaplokan Krimea oleh Rusia.
Namun, menteri perdagangan Indonesia mengatakan sanksi itu dapat menguntungkan bagi negaranya karena Rusia terpaksa mencari pasar baru sebagai sumber impor.
Indonesia dan Rusia telah menandatangani memorandum kesepakatan untuk mempertukarkan 11 pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia dengan hasil bumi utama Indonesia di Moskow awal Augustus.
Bentuk pembayaran pesawat itu tidak diumumkan hari Sabtu.

Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180217011623-20-276773/kemhan-ri-sudah-meneken-kontrak-pembelian-11-sukhoi-su-35

https://nasional.sindonews.com/read/1282400/14/kontrak-pengadaan-diteken-sukhoi-su-35-tiba-di-indonesia-oktober-1518679179

https://www.voaindonesia.com/a/indonesia-tandatangani-kontrak-pembelian-11-pesawat-tempur-rusia/4258862.html
 

Kamis, 08 Februari 2018

Arisgator Untuk TNI AD

 Arisgator Untuk TNI AD

Arisgator adalah modifikasi yang ditawarkan sebuah perusahaan Italia bernama ARIS (Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali). Ide dasarnya adalah modifikasi dan pembenahan M113 pada sektor daya apung dan propulsi sehingga M113 dapat bersalin rupa menjadi kendaraan pendarat amfibi. Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kit modifikasi yang disiapkan, yaitu moncong tambahan pada M113 berbentuk haluan kapal yang berisi gabus dan karet khusus yang ringan dan dapat meningkatkan daya apung, plus panel pembelah ombak yang dapat dibentangkan saat mengarung air. Panel tambahan serupa yang ditempelkan di bagian belakang kendaraan yang sekaligus menjadi rumah bagi sistem waterjet. Kotak penambah daya apung serupa dapat dipergoki di sisi kiri-kanan Arisgator.
Pada bagian atas, exhaust atau knalpot dipanjangkan dengan menggunakan snorkel pada sisi kanan atap. Grille untuk lubang masuk udara mesin juga diberi penutup yang lebih tinggi dari kendaraan agar tidak kemasukan air pada saat mengarungi permukaan sungai dan laut. Untuk sistem propulsi di dalam air, 2 buah propeller hidrostatik dipasang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang besar, yang mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 5 knot di permukaan air. Sistem propeller ini dapat digerakkan secara independen untuk membuat Arisgator berbelok saat bermanuver di permukaan air. Kemampuan amfibi yang prima tersebut membuat Arisgator dapat digunakan untuk melakukan operasi pendaratan amfibi, dilepaskan dari kapal LPD untuk kemudian berenang, mencapai permukaan, dan bertempur. Modifikasi Arisgator sendiri tidak mempengaruhi kemampuan manuvernya di darat jika dibandingkan dengan M113.
Untuk urusan persenjataan juga sama, Arisgator hanya menyediakan sistem kubah dan dudukan dengan dinding penahan cipratan ombak, plus dudukan untuk senapan mesin M2HB atau pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0. Palka di sisi atas kendaraan juga masih dipertahankan untuk akses alternatif keluar masuk pasukan. Secara keseluruhan, M113 yang bersalin rupa menjadi Arisgator boleh dibilang mirip dengan kendaraan pendarat amfibi LVTP-7, namun berukuran lebih mini. Sosoknya jelas bertambah panjang dibandingkan M113 yang berbentuk bak kotak sabun, dan kemampuan amfibinya jadi cocok untuk operasi pendaratan amfibi ataupun operasi di alur sungai dan muara. Di Italia, Arisgator diberi nama resmi VAL dan digunakan oleh Batalyon San Marco dari Resimen Pendarat AL Italia.
Dilihat dari perkembangannya, tidak banyak kendaraan berkemampuan amfibi yang dapat dioperasikan di laut terbuka dalam operasi pendaratan pantai. Salah satu diantaranya adalah Arisgator buatan Italia tersebut yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari M113 yang banyak dimiliki oleh angkatan darat dan marinir Italia.
Dalam ulasannya Jane’s (16/Okt/09) menyebutkan bahwa perusahaan Italia ARIS (Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali) telah mengembangkan perangkat khusus untuk meningkatkan kemampuan amfibi kendaraan lapis baja pengangkut personil (APC) M113. Prototipe pertama dari kendaraan ini, yang disebut Arisgator selesai pada tahun 1997.
Arisgator akhirnya dapat sepenuhnya memenuhi syarat oleh Departemen Pertahanan Italia dan RINA (Otoritas Sertifikasi Angkatan Laut Italia) untuk operasi di laut dan pada pertengahan 2006 Arisgator sudah dipakai oleh Batalyon San Marco dari Resimen Pendarat Angkatan Laut Italia.

Pengembangan
M113 APC (buatan BAE Systems standar/US Combat Systems) seri standar sudah  berkemampuan amfibi. Propellernya mampu mendorong kendaraan di air dengan kecepatan maksimum 5,8 km/jam, cukup untuk operasi di air dengan arus yang tenang. M113 tidak dirancang untuk beroperasi di sungai yang arusnya deras ataupun diluncurkan dari kapal pendarat di lepas pantai. Untuk meningkatkan kemampuan amfibi dari M113, perangkat khusus telah dikembangkan oleh ARIS yang memungkinkan kendaraan untuk beroperasi dengan aman pada operasi pendaratan dari kapal ke pantai serta di sungai.
Perangkat tersebut beratnya antara 1.350-1.700 kg termasuk haluan, atap, dan buritan, yang semuanya terbuat dari light alloy seperti pada bodi M113 aslinya. Kubah komandan di atap dan lubang palka persegi untuk pasukan di belakang tetap dipertahankan, demikian juga terhadap pintu belakang. Perubahan yang dilakukan juga membuat M113 kedap air keseluruhannya.

Kemampuan

Arisgator aman digunakan di laut terbuka, bahkan dalam kondisi yang cukup berat. Yang tidak kalah pentingnya kendaraan ini juga mempunyai kemampuan di darat yang sama dengan kendaraan aslinya yaitu M113. Kemampuan bermanuver sangat mudah dalam pengendaraan, juga dapat berputar di sekitar sumbu vertikal, menunjukkan profil yang rendah di atas air, dapat  dengan mudah diluncurkan, balik kembali dan disimpan oleh kapal LPD. Kendaraan dapat beroperasi dalam misi khusus yang berdiri sendiri atau pendukung kendaraan amfibi lainnya.
Untuk penggunaan di darat, Arisgator mampu dipacu hingga 60km/h dan menempuh jarak > 500km. Fungsi lainnya tidak jauh berbeda dengan M113 sehingga Arisgator tidak hanya berfungsi sebagai kendaraan pendarat saja namun dapat melakukan penetrasi jauh dari pantai. Sesuai dengan kendaraan aslinya, berbagai macam aksesoris khusus baik dalam bidang persenjataan dan perlindungan serta semua peralatan di dalam kendaraan yang ada di pasaran dapat dipasang pada Arisgator. Kendaraan standar mempunyai turret untuk 12,7 HMG atau 40 mm AGL dengan remote control, ballistic computer, dan peralatan sensor lainnya (video-camera, night vision system, laser range-finder, dll.) Proteksi kendaraan mampu menahan tembakan 7,62 mm AP (armour piercing) pada jarak lurus 30 m.

Merujuk sejarahnya, prototipe perdana Arisgator dirampungkan pada tahun 1997 dan dua tahun kemuduan Kementerian Pertahanan Italia resmi mengorder Arisgator. Sebagai basis modifikasi diambil dari stok M113 milik AD Italia. Diantara satuan yang mengoperasikan Arisgator adalah Batalyon Marinir San Marco Italia yang resmi menggunakan ranpur ini pada pertengahan 2006. Setelah masuk kedinasan militer Italia, ranpur ini diberi nama resmi VAL (Light Amphibious Vehicle). Meski sudah berwujud sangar, namun untuk urusan bekal senjata masih terasa garing, seperti M113 Arisgator Italia sebatas dibekali kubah semi terbuka untuk (Senapan Mesin Berat) Browning M2HB 12,7 mm atau pelontar granat AGL 40 mm.

Arisgator Untuk TNI AD
TNI AD telah mengakuisisi M113 Arisgator untuk melengkapi satuan Infateri Mekanis. Ranpur M-113 dari Italia, yang kemudian diperbarui di Belgia, tampaknya akan menjadi tulang punggung Infantri Mekanis TNI AD di masa depan. Karena itulah kebutuhan atas ranpur ini pun terus bertambah. Selain itu, seperti terlihat dalam Latancab TNI AD 2017, M-113 membuktikan mampu bergerak cepat mengimbangi Leopard di segala medan. Kabin yang cukup lapang dan olah gerak inilah yang membuat banyak prajurit infantri jatuh cinta. Sehingga tidak heran jika sejumlah ranpur yang dioperasikan Yonif Mekanis TNI AD tersebut dibeli melalui dana APBN.

Arisgator saat kedatangan batch pertama dengan diangkut pesawat cargo Singapore Airline

Arisgator saat akan mengikuti HUT TNI ke 72

 
 Arisgator saat mengikuti defile HUT TNI ke 72

 
 Arisgator saat mengikuti demonstrasi perang di laut saat HUT TNI ke 72
 
Arisgator saat kedatangan batch kedua