RANTIS TNI GARDA 4X4
Kendaraan Taktis (Rantis) 4 x 4 yang dikenal dengan 4-Wheels Drive (4WD atau 4 x 4) yaitu kendaraan taktis yang memiliki tenaga penggerak pada keempat rodanya, dengan tujuan untuk mendapatkan traksi yang memadai dalam segala kondisi jalan. Cara kerja dari kendaraan 4 x 4 adalah mesin dihubungkan dengan differensial tengah (transfer case) yang membagi tenaga ke roda belakang dan roda depan. Karena pada saat menggunakan penggerak 4 roda, penggunaan energi lebih tinggi. Biasanya penggerak 4 roda hanya digunakan pada saat dibutuhkan saja, dengan mengaktifkan melalui tombol atau tuas tertentu.
Berlatar belakang bahwa ada beberapa negara telah mengadopsi kendaraan taktis 4 x 4 untuk kepentingan militernya seperti AS (HUMVEE), Italia (IVECO), Cina (DongFeng Hummvee), Spanyol (EURO VAMTAC), Brazil (AV-VB4 RE 4 x 4 GUARA), Perancis (SHERPA) dan beberapa negara lainnya.
Sedangkan kendaraan taktis yang dimiliki oleh TNI saat ini belum standar, yakni terdiri dari beberapa produk seperti CJ-7 (USA), BEIJING (China), ISUZU OZ (Jepang), KIA KM-420 (Korea), LANDROVER (Inggris), UAS (Rusia) dan OVERLAND (Inggris) buatan tahun 1979 -1981. Konsekuensi dari keanekaragaman tersebut berdampak terhadap rumitnya pengoperasionalan dan pemeliharaan termasuk tukar alih suku cadang sehingga berpengaruh juga terhadap biaya pemeliharaan satuan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibentuklah Working Group TNI, selain dari personel TNI juga disertakan mitra industri untuk mendukung kegiatan pengerjaan teknis yaitu : PT. AUTOCAR, PT. Pindad, PT. Yudistira, PT. Petrodrill, PT. Gajah Tunggal, PT. Krakatau Steel, PT. Pilar Mas Kursindo, PT. Indo Pulley Perkasa dan PT. Alam Indomesin Utama. Adapun Kepala Pelaksana Kegiatan (Kalakgiat) dipimpin oleh Kepala Subdinas Materiil Utama (Kasubdismatut) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) Kolonel Kav Rihananto guna mewujudkan suatu Prototipe Kendaraan Taktis 4 x 4 yang dapat mengakomodir operational requirement satuan-satuan manuver maupun untuk kepentingan pengamanan TNI.
Selain itu pula diharapkan ke depan terdapat keseragaman/standarisasi kendaraan taktis TNI. Mengacu kepada konsep Minimum Essential Forces (MEF) diharapkan TNI pada 2014 dapat memenuhi kebutuhan alut sista dengan prioritas produksi dalam negeri serta dalam rangka kemandirian alut sista.
Dari hasil kerja Working Group TNI dihasilkan Rantis TNI GARDA 4x4. Rantis 4 x 4 TNI dapat digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin ataupun jalan yang berlumpur. Tampilan Rantis 4 x 4 tetap mengacu pada filosofi Hummvee USA, karena terbukti cukup tangguh, stabil dan flexible,” jelas Kolonel Kav Rihananto dalam paparannya kepada Panglima TNI dan pejabat TNI saat acara penyerahan prototipe Rantis hasil Working Group TNI kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE. dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Senin (8/8).
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Working Group TNI, sehingga dapat mewujudkan prototipe Rantis 4 x 4 yang direncanakan. Namun demikian, Panglima TNI mengharapkan prototipe ini terus disempurnakan sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal sesuai kebutuhan pengguna.
Rantis TNI GARDA 4x4
Model bentuknya mirip dengan Bhirawa tanpa bemper. Rantis 4x4 TNI ini sudah dikembangkan sejak lama. Desain 100 % karya anak bangsa (TNI) tetapi seperti biasa yang diimpor adalah Mesin+Transmisi+Power Train+Kaki kaki. Rantis ini sebenarnya akan dibuat oleh PT. PINDAD akan tetapi berhubung ada beberapa perkara sehinga menyebabkan pihak PT. PINDAD menolak membuat rantis ini sehingga pembuatan rantis 4x4 TNI ini kemudian dikerjakan oleh salah satu rekanan kerja TNI yg berada di sekitar daerah Cimanggis.
Mesin Mercedes Benz OM904, 170Hp 4200 cc
Transmisi matic 5 percepatan
Chasis buatan dalam negeri
Kaki-kaki original H1 military spec dari GM Motor
Independent differential
Pembuatan GARDA 4x4 ini menjadi salah satu kandidat pengadaan 311 unit di Kemhan (2012-2014). Adapun keempat kandidat pengadaan 311 unit rantis di Kemhan (2012-2014) adalah sebagai berikut :
1. PINDAD, Basisnya Ford Ranger, 3/4T
2. Starion, Impor 100% CJ8, 3/4T
3. IPO (PT) GUDEL, Basisnya Hino, 1.25T
4. GARDA, dibangun dari Humvee H1 1.5T, 1.5T
Kendaraan rantis 4x4 tersebut merupakan sesuatu yan patut kita apresiasi bersama-sama. Dari segi operasional kendaraan rantis 4x4 ini sudah memenuhi berbagai kriteria. Hanya saja perlu dilakukan uji lanjut kelayakan untuk menentukan apakah memang layak sebagai sebuah kendaraan militer. Meskipun akhirnya semuanya nanti tergantung kepada unit cosh/price per quota.
Dari keempat kandidat tersebut di atas unit cosh/price masing-masing adalah sebagai berikut :
1. PINDAD, Ford Ranger basis, 3/4T.... 400-500jt; TKDN : 10%
2. STARION, CJ8, 3/4T.... 700-1000jt; TKDN : 0%
3. GUDEL, HINO 1.25T.... 350-500jt; TKDN : 20%
4. GARDA, Humvee H1 1.5T.... 800-1200jt; TKDN : 40%
Tampak jelas bahwa pilihan-pilihan di atas memiliki kelas yang berbeda jauh. Jadi berbicara masalah harga sudah seperti kalau bicara beli mobil xenia, innova atau land cruiser.
Dari sini harusnya Kemhan menentukan terlebih dahulu budget yang tersedia. Untuk rantis buatan PINDAD dan GUDEL sama-sama memakai rolling chassis full dari mobil Luar Negeri hanya main bodi saja, dan TKDN hanya sekitar 10%. Kemudian kalau hanya untuk keperluan off road saja jangan membeli GARDA karena kemahalan harganya. Sedankan kalau berbicara spesifikasi jangan disamain antara yang meman asalnya dari Humvee dengan kendaraan komersial yang diganti bajunya jauh sangat berbeda kualitasnya bagaikan langit dan bumi.
Kemudian untuk kendaraan 3/4T berarti kendaraan tersebut hanya mampu mengangkut beban sampai dengan 3/4T (Payload = 3/4T).
Dengan kemampuan engangkut beban sampai dengan 3/4T ini maka perkiraan yang bisa diankut bisa kita beri gambaran sebagai berikut :
1. Jumlah pasukan : standar 1 regu yaitu sekitar 10 orang saja jika berat perorang rata-rata 80kg. Berarti kalau hanya 3/4T maka kendaraan tersebut tidak akan bisa membawa pasukan 1 regu. Maksimal yang bisa diankut hanya 6 orang.
2. Senjata serbu : kalau ingin membawa senapan kaliber 12.7mm, beratnya senapan bersama amunisi sekitar 200kg-an. Jelas kalau ingin dibawa diatas kendaraan maka pasukan yang bisa dibawa paling maksimal 4 orang saja.
3. ARMORED: tidak akan mungkin diberi armor sehingga paling maksimal ditambah komposit saja, itu juga paling hanya yang level NIJ 1 saja sehingga apabila ditembak menggunakan AK47 juga akan tembus.
4. Ground Clearence: tidak akan mungkin diatas 30cm untuk semua tipe diatas. FYI, Unimog ground clearence sekitar 40cm-an. Kalau ingin asal off road standar saja masih bisa dipakai.
Kemudian kenapa GARDA 4x4 menggunakan mesin Mercedes OM904, 170Hp 4200 cc alasannya adalah sebagai berikut :
1. Spare parts banyak sekali tersedia diseluruh dealer mercedes yan ada ada. Meskipun tidak sebanyak spare parts HINO, akan tetapi jelas lebih banyak daripada spare parts Ranger dan CJ8
2. Power/ volume ratio tinggi. Artinya untuk mesin sekecil itu, power yg dihasilkan bisa smpai dengan 210 hp sebenarnya, hanya dibatasi electronically sd 170Hp/ 2200rpm saja dulu. Sebagai perbandingan, Land Cruiser itu menggunakan mesin 1HD-T, output 170hp/ 3000rpm, HINO 130hp/ 2400rpm, FORD Ranger 130hp/ 3200rpm.
3. Torque tinggi. Untuk mesin sekecil itu, Torque nya sd 800Nm/ 1400rpm. Kalau diperhatikan, mesin-mesin "pekerja keras" itu mengejar torque tinggi pada putaran rendah. Kenapa bisa begitu coba saja dibaca di internet kenapa kira2. Sebagai perbandingan, kalau dibandingkan dengan HINO 400Nm/ 1600rpm dan FORD Ranger 220Nm/ 2100rpm, jelas Torque Mercedes ini jauh banget.
4. Penggunaan mesin untuk keperluan militer tidak dilarang oleh prinsipalnya. Beda dengan -misal- HINO. Coba dicek saja ada enggak keterangan pernyataan langsung dari Prinsipal HINO jepangnya.
5. Mercedes sudah punya pabrik perakitan di Indonesia. Masih ada kemungkinan dalam jumlah tertentu mesin tersebut bisa di lokalkan
6. BRAND Image bagus sekali. Intinya begini saja bahwa orang-orang itu pasti tanya pertamanya adalah.. Pakai mesin apa? kalau pakai Mercedes, pasti sudah tidak ada pertanyaan lanjutan lagi.
Nah begitulah kira-kira alasan rantis GARDA 4x4 menggunakan mesin Mercedes OM904, 170Hp 4200 cc.
Berlatar belakang bahwa ada beberapa negara telah mengadopsi kendaraan taktis 4 x 4 untuk kepentingan militernya seperti AS (HUMVEE), Italia (IVECO), Cina (DongFeng Hummvee), Spanyol (EURO VAMTAC), Brazil (AV-VB4 RE 4 x 4 GUARA), Perancis (SHERPA) dan beberapa negara lainnya.
Sedangkan kendaraan taktis yang dimiliki oleh TNI saat ini belum standar, yakni terdiri dari beberapa produk seperti CJ-7 (USA), BEIJING (China), ISUZU OZ (Jepang), KIA KM-420 (Korea), LANDROVER (Inggris), UAS (Rusia) dan OVERLAND (Inggris) buatan tahun 1979 -1981. Konsekuensi dari keanekaragaman tersebut berdampak terhadap rumitnya pengoperasionalan dan pemeliharaan termasuk tukar alih suku cadang sehingga berpengaruh juga terhadap biaya pemeliharaan satuan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibentuklah Working Group TNI, selain dari personel TNI juga disertakan mitra industri untuk mendukung kegiatan pengerjaan teknis yaitu : PT. AUTOCAR, PT. Pindad, PT. Yudistira, PT. Petrodrill, PT. Gajah Tunggal, PT. Krakatau Steel, PT. Pilar Mas Kursindo, PT. Indo Pulley Perkasa dan PT. Alam Indomesin Utama. Adapun Kepala Pelaksana Kegiatan (Kalakgiat) dipimpin oleh Kepala Subdinas Materiil Utama (Kasubdismatut) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) Kolonel Kav Rihananto guna mewujudkan suatu Prototipe Kendaraan Taktis 4 x 4 yang dapat mengakomodir operational requirement satuan-satuan manuver maupun untuk kepentingan pengamanan TNI.
Selain itu pula diharapkan ke depan terdapat keseragaman/standarisasi kendaraan taktis TNI. Mengacu kepada konsep Minimum Essential Forces (MEF) diharapkan TNI pada 2014 dapat memenuhi kebutuhan alut sista dengan prioritas produksi dalam negeri serta dalam rangka kemandirian alut sista.
Dari hasil kerja Working Group TNI dihasilkan Rantis TNI GARDA 4x4. Rantis 4 x 4 TNI dapat digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin ataupun jalan yang berlumpur. Tampilan Rantis 4 x 4 tetap mengacu pada filosofi Hummvee USA, karena terbukti cukup tangguh, stabil dan flexible,” jelas Kolonel Kav Rihananto dalam paparannya kepada Panglima TNI dan pejabat TNI saat acara penyerahan prototipe Rantis hasil Working Group TNI kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE. dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Senin (8/8).
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Working Group TNI, sehingga dapat mewujudkan prototipe Rantis 4 x 4 yang direncanakan. Namun demikian, Panglima TNI mengharapkan prototipe ini terus disempurnakan sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal sesuai kebutuhan pengguna.
Rantis TNI GARDA 4x4
Model bentuknya mirip dengan Bhirawa tanpa bemper. Rantis 4x4 TNI ini sudah dikembangkan sejak lama. Desain 100 % karya anak bangsa (TNI) tetapi seperti biasa yang diimpor adalah Mesin+Transmisi+Power Train+Kaki kaki. Rantis ini sebenarnya akan dibuat oleh PT. PINDAD akan tetapi berhubung ada beberapa perkara sehinga menyebabkan pihak PT. PINDAD menolak membuat rantis ini sehingga pembuatan rantis 4x4 TNI ini kemudian dikerjakan oleh salah satu rekanan kerja TNI yg berada di sekitar daerah Cimanggis.
Mesin Mercedes Benz OM904, 170Hp 4200 cc
Transmisi matic 5 percepatan
Chasis buatan dalam negeri
Kaki-kaki original H1 military spec dari GM Motor
Independent differential
Pembuatan GARDA 4x4 ini menjadi salah satu kandidat pengadaan 311 unit di Kemhan (2012-2014). Adapun keempat kandidat pengadaan 311 unit rantis di Kemhan (2012-2014) adalah sebagai berikut :
1. PINDAD, Basisnya Ford Ranger, 3/4T
2. Starion, Impor 100% CJ8, 3/4T
3. IPO (PT) GUDEL, Basisnya Hino, 1.25T
4. GARDA, dibangun dari Humvee H1 1.5T, 1.5T
Kendaraan rantis 4x4 tersebut merupakan sesuatu yan patut kita apresiasi bersama-sama. Dari segi operasional kendaraan rantis 4x4 ini sudah memenuhi berbagai kriteria. Hanya saja perlu dilakukan uji lanjut kelayakan untuk menentukan apakah memang layak sebagai sebuah kendaraan militer. Meskipun akhirnya semuanya nanti tergantung kepada unit cosh/price per quota.
Dari keempat kandidat tersebut di atas unit cosh/price masing-masing adalah sebagai berikut :
1. PINDAD, Ford Ranger basis, 3/4T.... 400-500jt; TKDN : 10%
2. STARION, CJ8, 3/4T.... 700-1000jt; TKDN : 0%
3. GUDEL, HINO 1.25T.... 350-500jt; TKDN : 20%
4. GARDA, Humvee H1 1.5T.... 800-1200jt; TKDN : 40%
Tampak jelas bahwa pilihan-pilihan di atas memiliki kelas yang berbeda jauh. Jadi berbicara masalah harga sudah seperti kalau bicara beli mobil xenia, innova atau land cruiser.
Dari sini harusnya Kemhan menentukan terlebih dahulu budget yang tersedia. Untuk rantis buatan PINDAD dan GUDEL sama-sama memakai rolling chassis full dari mobil Luar Negeri hanya main bodi saja, dan TKDN hanya sekitar 10%. Kemudian kalau hanya untuk keperluan off road saja jangan membeli GARDA karena kemahalan harganya. Sedankan kalau berbicara spesifikasi jangan disamain antara yang meman asalnya dari Humvee dengan kendaraan komersial yang diganti bajunya jauh sangat berbeda kualitasnya bagaikan langit dan bumi.
Kemudian untuk kendaraan 3/4T berarti kendaraan tersebut hanya mampu mengangkut beban sampai dengan 3/4T (Payload = 3/4T).
Dengan kemampuan engangkut beban sampai dengan 3/4T ini maka perkiraan yang bisa diankut bisa kita beri gambaran sebagai berikut :
1. Jumlah pasukan : standar 1 regu yaitu sekitar 10 orang saja jika berat perorang rata-rata 80kg. Berarti kalau hanya 3/4T maka kendaraan tersebut tidak akan bisa membawa pasukan 1 regu. Maksimal yang bisa diankut hanya 6 orang.
2. Senjata serbu : kalau ingin membawa senapan kaliber 12.7mm, beratnya senapan bersama amunisi sekitar 200kg-an. Jelas kalau ingin dibawa diatas kendaraan maka pasukan yang bisa dibawa paling maksimal 4 orang saja.
3. ARMORED: tidak akan mungkin diberi armor sehingga paling maksimal ditambah komposit saja, itu juga paling hanya yang level NIJ 1 saja sehingga apabila ditembak menggunakan AK47 juga akan tembus.
4. Ground Clearence: tidak akan mungkin diatas 30cm untuk semua tipe diatas. FYI, Unimog ground clearence sekitar 40cm-an. Kalau ingin asal off road standar saja masih bisa dipakai.
Kemudian kenapa GARDA 4x4 menggunakan mesin Mercedes OM904, 170Hp 4200 cc alasannya adalah sebagai berikut :
1. Spare parts banyak sekali tersedia diseluruh dealer mercedes yan ada ada. Meskipun tidak sebanyak spare parts HINO, akan tetapi jelas lebih banyak daripada spare parts Ranger dan CJ8
2. Power/ volume ratio tinggi. Artinya untuk mesin sekecil itu, power yg dihasilkan bisa smpai dengan 210 hp sebenarnya, hanya dibatasi electronically sd 170Hp/ 2200rpm saja dulu. Sebagai perbandingan, Land Cruiser itu menggunakan mesin 1HD-T, output 170hp/ 3000rpm, HINO 130hp/ 2400rpm, FORD Ranger 130hp/ 3200rpm.
3. Torque tinggi. Untuk mesin sekecil itu, Torque nya sd 800Nm/ 1400rpm. Kalau diperhatikan, mesin-mesin "pekerja keras" itu mengejar torque tinggi pada putaran rendah. Kenapa bisa begitu coba saja dibaca di internet kenapa kira2. Sebagai perbandingan, kalau dibandingkan dengan HINO 400Nm/ 1600rpm dan FORD Ranger 220Nm/ 2100rpm, jelas Torque Mercedes ini jauh banget.
4. Penggunaan mesin untuk keperluan militer tidak dilarang oleh prinsipalnya. Beda dengan -misal- HINO. Coba dicek saja ada enggak keterangan pernyataan langsung dari Prinsipal HINO jepangnya.
5. Mercedes sudah punya pabrik perakitan di Indonesia. Masih ada kemungkinan dalam jumlah tertentu mesin tersebut bisa di lokalkan
6. BRAND Image bagus sekali. Intinya begini saja bahwa orang-orang itu pasti tanya pertamanya adalah.. Pakai mesin apa? kalau pakai Mercedes, pasti sudah tidak ada pertanyaan lanjutan lagi.
Nah begitulah kira-kira alasan rantis GARDA 4x4 menggunakan mesin Mercedes OM904, 170Hp 4200 cc.
bapak penulis mhn data yg diperoleh ditunjukkan sumbernya, karena ada yg merasa dirugikan ttg tkdn ford pindad, j8 starlion dan gudel Pacific. Sayang kalau tulisan bpk yg bagus itu menjadi tidak akurat. Mhn ditanyakan lgs ke sumbernya yaitu Dittekind Ditjen Pothan...trmksh
BalasHapusIjin bertanya.....Wind shield (Kaca depan) pada posisi pengemudi dan co-driver terlihat tipis, apakah mampu menahan terjangan proyektil 5.56 atau bahkan 7.62?......sudut kaca tersebut sangat vertikal....bila mengacu pada Humvee lansiran US saya lihat kacanya memang sangat tebal. maaf hanya pertanyaan dari hati saya saja.
BalasHapus