Sprut SDM1
2S25 Sprut-SD (Russian: 2С25 «Спрут-СД»; 2S25 "Kraken-SD") arteleri
penghancur tank dan tank ringan yang dikembangkan dan diproduksi oleh Volgograd tractor factory
untuk memenuhi kebutuhan dari VDV ("Vozdushno-desantnye voyska Rossii", Russian: Воздушно-десантные
войска России, ВДВ; Air-landing Forces) di pertengahan tahun 2001. 2S25
Sprut-SD dirancang khusus untuk melawan tank, bunker yang dilapisi material
keras dan kekuatan pasukan musuh dengan cara lintas udara dan pendaratan amphibi
sebaik unit kekuatan.
Angkatan Bersenjata Rusia akan menggunakan
fasilitas senjata artileri penghancur tank 2S25 Sprut-SD yang telah
dimodernisasi. Kendaraan canggih ini bisa terjun dari udara menggunakan parasut
dan melindungi pasukan lintas udara Rusia. Sebelumnya tank 2S25 Sprut-SD
menggunakan sasis dari BMD 3 dan ditenagai dengan sebuah mesin diesel 2V-06-2S
yang menghasilkan 510 tenaga kuda. Tank ini
memiliki suspensi hydropneumatic dengan ground clearance disesuaikan. Kendaraan
tempur Sprut SD ini merupakan kendaraan yang berkemampuan amphibi penuh dengan
ditenagai 2 buah waterjet. Kendaraan tempur ini di laut bisa bertahan terhadap
gelombang laut level 3. Dan saat berenang masih bisa menembakkan senjata
utamanya. Dan tank ini bisa diterjunkan dari pesawat dengan crew berada di
dalam kendaraan tempur ini. Kendaraan Sprut SD ini merupakan kendaraan tempur
pengganti dari PT 76 yang sudah semakin menua dan tertinggal teknologinya.
Untuk perlindungan Sprut SD ini sangat minim
sekali, bagian depan hanya mampu menahan tembakan dari senjata kaliber 12,7 mm
sedangkan keseluruhan bodinya hanya mampu menahan tembakan dari senapan ringan
dan pecahan peluru arteleri. Namun demikian proteksi ini bisa ditingkatkan
dengan menambahkan “add-on armor” serta beragai macam sistem countermeasures.
Kendaraan ini juga dilindungi dengan perlindungan Nubika serta automatic fire
extinguishing systems.
Self-propelled gun (meriam
gerak otomatis) tersebut dipersenjatai dengan meriam smoothbore kaliber 125 mm dengan stabiliser penuh dan mampu
menaklukkan rintangan di air. Kendaraan berbobot 18 ton ini juga bisa mendarat
dari pesawat militer Il-76 menggunakan parasut majemuk tanpa persiapan khusus.
Sejak 2009, pasukan lintas udara Rusia memiliki 25 hingga 50 tank penghancur
yang dibagi ke dalam empat kelompok tempur penghancur tank.
Sprut
(Gurita) modifikasi baru ini akan berbeda dari Sprut yang sudah dimiliki
Angkatan Bersenjata Rusia karena dibuat khusus untuk kendaraan tempur BMD-4M
yang saat ini dimiliki pasukan lintas udara Rusia. BMD-4M sendiri merupakan
pengganti dari BMD-1, BMD-2 dan BMD-3 yang sudah menua. Untuk kode yang
diberikan untuk tank Sprut yang sudah dipermodern ini adalah Sprut-SDM1.
Sprut SDM1 di tahun 2015 dalam suatu pameran di dekat Moskow
Sprut-SDM1
ini menggunakan teknologi dari BDM 4M dan T90 MS. Menurut Direktur Eksekutif
Pabrik Traktor Volgograd Aleksander Klyuzhev, komponen mesin tenaga penggerak,
sistem penggerak, dan transmisi Sprut-SD kelak akan diseragamkan dengan BMD-4M.
Mesin yang digunakan tidak lagi menggunakan mesin diesel 2V-06-2S akan tetapi
diganti dengan mesin UTD-29 yang menghasilkan tenaga 500 tenaga kuda. Dan mesin
UTD-29 ini merupakan mesin yang sama yang terpasang di BMP 3 dan BMD 4M. Mesin UTD-29
lebih modern dibandingkan dengan mesin lama 2V-06-2S.
Kendaraan tersebut juga memiliki sistem pengontrol
tembakan yang baru serta sistem pengintaian digital yang mampu membidik sasaran
secara akurat baik dalam keadaan terang maupun gelap pada kondisi cuaca apapun yang
diambil dari teknologi T90 MS. Sprut yang sudah dimiliki tentara Rusia
dilengkapi meriam smoothbore
2a75 125 mm, yang bisa menembak dengan APFSDS (Armour-piercing
fin-stabilized discarding-sabot), HE-Frag, HEAT dan ATGM (penembus
perisai, peluru kumulatif konvensional, proyektil eksplosif tinggi, serta rudal
antitank Reflex) yang dapat melumpuhkan sasaran saat ditembakan menggunakan
pembidik sinar laser yang jaraknya bisa mencapai 5 km. Rudal itu tak hanya
mampu mengenai musuh berupa tank saja, tetapi juga objek-objek berpelindung
baja dan helikopter di ketinggian rendah, serta fasilitas pertahanan lain dalam
radius lebih dari lima kilometer. Meriam modifikasi 2A75 dibuat khusus untuk
Sprut. Meriam itu merupakan miniatur meriam tank 2A46 yang ada pada tank-tank
Rusia T-72, T-80, dan T-90. Untuk amunisi baik amunisi konvensional maupun
amunisi berupa rudal bisa membawa sebanyak 40 buah dan 22 buah diantaranya
berada di auto loader dan 18 buah di rak tambahan. Kecepatan menembak senjata utama kaliber 125 mm ini
sebanyak 7 tembakan per menit. Selain itu pula Sprut-SDM1 dilengkapi dengan
RCWS (remotely controlled weapon station) dengan senjata kaliber 7,62 mm. Untuk
crewnya sebanyak 3 orang terdiri dari komandan, penembak dan pengemudi.
Nampak adanya RCWS dengan senapan mesin kaliber 7,62 mm
serta adanya perlengkapan panoramic sight yang baru.
Perwakilan
Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan, Sprut bukan sekedar meriam di atas
sasis BMD yang bertugas menghancurkan tank.
“Kendaraan ini merupakan tank ringan yang bisa dimobilisasi lewat udara dan
bisa membantu pasukan lintas udara pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.”
Tank penghancur ini bisa memberi tembakan perlindungan
bagi pasukan lintas udara yang telah mendarat. Tank 2S25 juga bisa digunakan di
berbagai medan, baik di gunung ataupun jalan sempit. “Pada medan sulit seperti itu, yang dibutuhkan bukan
ketebalan perisai, melainkan kemampuan manuver dan bobot yang ringan,”
kata perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia.
Tank biasa membutuhkan persiapan khusus untuk dapat
berakselerasi melewati halang rintang di air. seperti menaruh cerobong khusus
untuk sirkulasi udara agar tank tersebut kedap air. Namun menurut perwakilan
Kementerian Pertahanan Rusia, Sprut dapat menambah kecepatan saat melewati
rintangan di air tanpa persiapan khusus.
Sprut tidak
hanya berguna bagi pasukan lintas udara, tapi juga bisa melengkapi persenjataan
pasukan marinir Angkatan Laut Rusia. Hingga awal era 1990-an, pasukan tersebut
dipersenjatai oleh tank amfibi PT-76. Kini, pasukan marinir memiliki tank T-72.
Namun, untuk bisa mendaratkan tank tersebut, kapal harus masuk ke kawasan
pesisir pantai. Pada saat bersamaan, batalion marinir perintis harus berenang
dan membutuhkan perlindungan dari tank-tank pendukung. “Sprut amfibi bisa menjadi solusi atas
persoalan tersebut,” cerita ahli militer independen, salah satu
penulis buku Novaya Armiya Rossii, Dmitry Boltenkov.
Seperti halnmya
di Russia dimana PT 76 sudah semakin menua meskipun berbagai perbaikan dan
modifikasi telah dijalankan selama ini. Perbaikan struktur hingga mesin sudah
menjadi agenda rutin selama ini, sehingga tetap dapat digunakan dalam peran
tempur. Namun jelas semakin tua umurnya maka semakin ketinggalan teknologinya,
dan bila terus digunakan maka memerlukan biaya besar untuk terus-terusan
mengupdate sistem dan persenjataannya.
Tidak salah
bila Tank 2S25 Sprut-SD masuk untuk menggantikan PT-76 karena memiliki peran
yang sama sebagai Amphibi Light Tank. Tank ini dirancang untuk pasukan
Udara dan Infantri Angkatan Laut yang memiliki peran sebagai tank perusak serta
memiliki daya tembak sebanding dengan MBT.
Penambahan
Alutsista terutama TNI Angkatan Laut sudah barang tentu menjadi menu wajib
untuk memperkuat stigma Poros Maritim.