Senin, 15 Oktober 2018

Wisata Sejarah Ke Kota Malang

Wisata Sejarah Ke Kota Malang

Monumen Jendral Sudirman di Bunderan SMP N 5 Malang

 


Monumen Juang 45

Patung yang terletak di depan Stasiun Kota Baru ini melambangkan perjuangan 1945 memiliki ukuran 10, 40 M, dengan panjang pondasi 6,90 M, panjang 3,30M dan tinggi 2 M. Total keseluruhan tinggi 5 M.. Terdiri dari 19 patung kecil dan 1 patung raksasa. Keduanya memiliki makna tersendiri. Patung kecil melambangkan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Relief-relief di sekitarnya menjelaskan perjuangan pada masa perang kemerdekaan 1945 sampai 1949 di Kota Malang. Di tepi monumen terdapat 8 pagar sebagai simbol budaya Jawa. Dan di depan monumen adalah gambar teks Proklamasi. Monumen Juang 45 dibangun pada 20 Mei 1975 dengan ide awal berasal dari pemerintah daerah Kota Malang.

 Monumen Tentara Genie Pelajar (TGP) di belakang Stadion Gajayana Malang

Monumen ini terletak di belakang Stadion Gajayana Malang. Tepatnya di persimpangan Jalan Tangkuban perahu dan Jalan Semeru. Monumen ini didirikan pada 7 Juli 1989 yang dimaksudkan untuk mengenang jasa para pelajar yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kesatuan ini dibentuk pada 1947. Mereka adalah para pelajar yang setara dengan SMA atau STM. Monumen ini berbentuk 17 pilar disekelilingnya 3 lantai dasar, 4 pilar penopang patung dan 5 lapis tempat landasan patung. Juga dikombinasikan akan menghasilkan 17-8-45 sebagai hari kemerdekaan Indonesia.

Monumen Military Academy atau dikenal sebagai Monumen Melati di Jl. Ijen Malang

Monumen Melati diresmikan pada tanggal 17 Desember 1982 oleh KASAD Jend. TNI Poniman. Monumen itu berbentuk dua buah pilar utama setinggi 7 meter yang melambangkan dua brigade yang ada di sana. Pada puncaknya terdapat sebuah kelopak melati terbuat dari perunggu berhelai 11, melambangkan bulan lahirnya Sekolah Kadet Suropati. Gambar ‘Hongaarse Krul’ pada pilar utama melambangkan badge yang dulu dipakai oleh siswa didik Sekolah Kadet Suropati. Monumen ini merupakan bentuk penghargaan terhadap sekolah darurat di awal pembentukan Tentara Keamanan Rakyat di daerah. Selain itu juga sebagai wujud penghormatan untuk mengenang seluruh pendiri, tenaga pendidik dan senior-senior di TNI. Dalam sejarahnya Sekolah Kadet Suropati kemudian hari dilebur ke dalam Military Academy di Yogyakarta dan sebagian besar kadet yang berasal dari Sekolah Kadet Suropati masuk ke dalam Kompi Z dan banyak yang gugur di berbagai palagan pertempuran melawan Belanda di berbagai daerah di sekitar Yogyakarta.


Monumen Pahlawan TRIP

Terdapat sebuah monumen sederhana menjulang di pangkal jalan. Tugu peringatan tersebut menggambarkan sosok dua pemuda dengan seragam tentara tengah berdiri sambil menenteng senjata. Inilah sosok para pahlawan TRIP yang gugur karena berjuang mempertahankan kota Malang dari pada masa Agresi Militer Belanda di tahun 1947. Kelompok tentara pelajar dan pemuda meregang nyawa di daerah tersebut, sehingga jalan yang tadinya bernama Salak kemudian diganti menjadi Jalan Pahlawan TRIP. Monumen ini untuk mengenang pahlawan yang gugur di pertempuran dengan Belanda pada saat Agresi Militer Belanda I. Ada 35 nama tentara yang diukir di dinding bagian dalam monumen.

Dan perjalanan ini masih belum berakhir akan ada kelanjutan penelusuran monumen-monumen perjuangan yang ada di Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar