Selasa, 30 Maret 2010

HISTORY OF INDONESIAN AIR FORCE PART I : THE AIRCRAF

HISTORY OF INDONESIAN AIR FORCE PART I : THE AIRCRAF
Admin di pesawat Cavalier F 51 Mustang II

Pesawat pembom Bleinhim Sakai yang berhasil dikuasai para pejuang dan dihidupkan untuk dimanfaatkan BKR Oedara setelah kejatuhan Bala Tentara Jepang di Indonesia.

Pesawat Cukiu 

Ini foto Hayabusha "Oscar" yang sempat terbang setelah diperbaiki para teknisi BKR Oedara.

Pada perang kemerdekaan, AURI ternyata sudah mempunyai pesawat pembom. 

Nampak di foto yang pertama Panglima Besar Soedirman pada awal tahun 1946 di lapangan udara Boegis Malang yang sedang menginspeksi pesawat Bomber tinggalan Jepang yang diberi nama Pangeran Diponegoro I. 


Pesawat pembom Pangeran Diponegoro I adalah Ki-49 Donryu Army Type 100. 

Pembom Diponegoro I dikatakannya pernah diterbangkan oleh Komodor Udara Abdulrahman Saleh. Ki-49 yang dibuat oleh pabrik Nakajima, karena sangat berbahayanya dan mempunyai daya rusak yang hebat dijuluki sekutu sebagai Storm Dragon, diberi sandi nama "Helen". Orang Jepang menamai Ki-49 "Hyakushiki Juubaku".

 
Foto ke tiga saat pesawat Diponegoro I dipasangkan sebagai jebakan agar pesawat tempur Belanda yang menyerang Maguwo menembaki pesawat Diponegoro I yang telah rusak untuk menyelamatkan pesawat lain yang disembunyikan oleh para pejuang kita.
Dan foto keempat adalah pesawat Diponegoro I yang nampak hancur terkena serangan pesawat tempur Belanda yang menyerang Maguwo.

Ketika Tentara Republik Indonesia (TRI) Angkatan Udara yang menjadi cikal bakal TNI-AU dibentuk dan mulai berdiri sebagai sebuah kesatuan pada 9 April 1946. Setelah terbentuknya TRI-AU, pada tahun yang sama dibentuk pula Biro Perencanaan dan Konstruksi yang berlokasi di Maospati, sebuah kecamatan di Jawa Timur yang menjadi pertemuan jalur dari 3 kabupaten, yaitu Magetan, Madiun dan Ngawi.
Kegiatan biro ini dimotori oleh sejumlah opsir, terutama Opsir Muda Udara II (setara Letnan II) Nurtanio Pringgoadisurjo, Wiweko Supono dan Sumarsono. Jauh sebelum kemerdekaan, ketiganya merupakan sosok yang mencintai dunia penerbangan. Bahkan, Nurtanio sempat mendirikan klub pecinta pesawat bernama Junior Aero Club (JAC) di masa pendudukan Jepang.
Saat pertama ditempatkan di Maospati, mereka hanya diberi ruangan kerja sebuah gudang kapuk. Oleh ketiganya, tempat itu disulap menjadi sebuah bengkel kerja sederhana yang kemudian berhasil menorehkan prestasi di bidang rekayasa pesawat udara.
Tak perlu menunggu lama. Setahun kemudian bengkel gudang kapuk itu berhasil menciptakan pesawat pertama hasil karya anak negeri. Tahun 1947 usaha mereka menghasilkan pesawat layang Zogling dengan kode NWG-1 (Nurtanio-Wiweko Glider). Nurtanio juga sukses mengujicoba pesawat tersebut.
Sebanyak 6 unit pesawat jenis itu telah dibuat dan digunakan untuk mengembangkan kepentingan penerbangan Indonesia dan pada saat yang sama memperkenalkan dunia penerbangan untuk calon pilot yang dipersiapkan untuk mengikuti pelatihan penerbangan di India.
Setahun berselang mereka menorehkan prestasi lagi saat berhasil membuat mesin pesawat pertama, yang merupakan modifikasi dari mesin Harley Davidson, WEL-X. Mesin ini dirancang oleh Wiweko Supono dan pesawat buatan mereka selanjutnya dikenal dengan nama RI-X.

 Pengelasan rangka pesawat

 
Pembuatan rangka pesawat

Mesin pesawat RI-X yang menggunakan mesin motor Harley Davidson

Pesawat RI-X di Maospati


Uji terbang pesawat RI-X

Sayang, untuk sementara kerja keras mereka harus terhenti karena pada tahun yang sama pecah peristiwa pemberontakan PKI di Madiun serta agresi Belanda. Bengkel pesawat mereka pun terpaksa ditutup.


Tampak heli Hiller 360 asal AS yang di terbangkan Yum Soemarsono sedang membawa Ibu Fatmawati dari halaman Istana Merdeka, Jakarta.

Hiller-360 UH (Utility Helicopter),heli pertama yg di beli Pemerintah RI dari AS dan tiba pada Desember 1950 dalam peti kemas dan ditaruh di Pangkalan Udara Andir, Bandung.Jumlah seluruh heli ini ada enam, dan dimulailah Skadron Percobaan Helicopter.Komodor Udara Wiweko Soepono, penerbang heli AURI pertama dipersiapkan dan dididik di Palo Alto, California.
Bersama Juru Teknik LMU I Tosin,Pak Wiweko pada tgl 15 Januari 1951 menerbangkan Hiller dari Andir ke Istana Negara, Jakarta.Itulah hari pertama atau kesempatan pertama bagi Presiden Soekarno mencicipi terbang dgn heli pertama RI bernomor registrasi H-101 itu.
Awal sejarah Skadron Helikopter AURI inilah Wiweko Soepono diperkenalkan dgn LU II Joem (Yum) Soemarsono.Sekembalinya belajar terbang dari AS, kedua tokoh kemudian mendidik dan melatih penerbang heli berikutnya: Soewoto Soekendar, Soeti Harsono, dan Koesnidar.  

 Pesawat L-4J Piper Cub.
Indonesia Air Force Mustang, deretan P-51 Mustang tanpa "Gigi Hiu" saat mendukung Operasi penumpasan pemberontakan Permesta.
Nampak kalau diperbesar yang deretan no 2 punya livery khusus

 F-305 dengan livery special

Diantaranya yang ikut ada Pak Leo Wattimena, Ign.Dewanto, Narayana Susilo dan Pak Luly Wardiman (Team P-51D Mustang). Menurut Pak Guntur Soekarno Putro , P-51D Mustang yang dipakai Letnan Udara I Narayana Susilo itu diberi nose name "Lies Noor" artis jaman dulu, sayangnya pesawatnya hancur karena jatuh. Selain "Lies Noor" pesawat P 51 Mustang ada yang diberi nose name "Baby Huwae", "Ida Nursanti", "Indriyati Iskak".

 Nampak sebuah asap mengepul hasil serangan Allan Pope dengan pesawat B 26 Invader yang tergabung dalam AUREV dan nampak sebuah P 51 D Mustang bersiap-siap melakukan pengejaran terhadap pesawat B 26 Invader AUREV.
 Sang legenda TNI AU Leonardus Willem Johanes Wattimena
Nampak sebuah P 51 D Mustang dengan seorang penerbangnya
dari Skuadron Udara 3 tanpa gambar "shark teeth"


 Pilot P 51 Mustang TNI AU LU I Wardjojo Kusumo
Pesawat P 51 D Mustang dari Skuadron 3 melakukan penerbangan
Nampak sebuah P 51 D Mustang dengan seorang penerbangnya
dari Skuadron Udara 3 dengan gambar "shark teeth"
 Pesawat P 51 Mustang no F 356 saat jatuh dalam latihan gabungan TNI tahun 1969
Foto ini diabadikan tahun 1972 oleh Letkol (Purn) Abdul Mukti yang juga salah satu penempur P-51 Mustang yang tersisa. Daklam foto yang berdiri merupakan Angkatan 69 sedangkan yang duduk merupakan Angkatan 70. Sumber gambar: Dok. Marsda TNI (Purn) M Koesbeni.
P 51 D Mustang AURI dari Skuadron 3 dalam suatu Operasi Militer bersama B 26.
 Serupa tapi beda jenis Cavalier F 51 Mustang II TNI AU
Cavalier F 51 Mustang II F 362

 
 B-25 Mitchel untuk tugas pembom. 
 B-25 Mitchel untuk tugas Foto udara atau Recce

Bpk.Sri Muljono,kanan berdiri,bersama Soetopo dan Suyitno Sukirno ketika menjadi siswa penerbang B-25.Ketiga dari kanan ( berdiri ),namanya Capt.Nino,bekas penerbang B-25 Belanda yang kemudian menjadi instruktur B-25.

 
 Bpk.Sri Muljono,paling kiri berdiri,ketika membawa juru foto udara dalam sebuah latihan menggunakan B-25 Recce.

 
 Versi latih B-25 Mitchel yang diterbangkan Sri Muljono membawa siswa penerbang ke Kendari/AURI Kendari pada tahun 1954.

 B-25 Mitchel saat akan bersiap-siap lepas landas dalam sebuah latihan rutin.

 Bapak.Sri Mulyono Herlambang berpose didepan B-25 Mitchel andalannya sebelum melaksanakan Operasi Mapanget,operasi ini merupakan satu-satunya operasi tempur terbesar yang pernah di gelar oleh TNI AU pada tahun 1958.

 
 B-25 Mitchel saat Operasi Seroja nampak dengan persenjataan yang bisa dibawa oleh pesawat B-25 Mitchel ini

 Kondisi sekarang di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta
Letkol.Pnb."Pedet"Sudarman bersiap-siap di pesawat B-26 Invader ( M-262 ) " onward" saat akan bertugas dalam Operasi Dwikora.

Foto Komandan pertama Skadron 2 "Kuda Sembrani"Kapten Udara Soedarjono bersama Letnan Udara II Slamet Tjokrodirjo dalam suatu operasi militer.

Menurut catatan Kapten Udara Soedarjono, saat awal pembentukan Skadron Udara 2 diperkuat banyak pesawat jenis Dakota.Catatannya, yaitu 16 unit C-47 merupakan pesawat bekas pakai Angkatan Udara Belanda, 22 unit bekas pakai Angkatan Laut Belanda, serta sebuah DC-3 Dakota bernomor regestrasi T-482 yang merupakan pesawat pengganti VT-CLA yang ditembak jatuh Belanda pada 29 Juli 1947.
Penumpasan DI/TII di Jawa Barat, PRRI Permesta di Sumatra juga Sulawesi, Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan, RMS di Maluku, TRIKORA dan DWIKORA semuanya melibatkan pesawat angkut C-47 Skadron Udara 2.

Wing 011 Garuda. Linud angkutan bantuan ke Palembang.Ini salah satu tugas yang pernah diemban oleh C-47 Dakota dan para Awak maskapai Garuda dalam membantu Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dalam berbagai operasinya seperti dalam peristiwa PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, dan terakhir operasi Seroja di Timor-timur.

Era 50 hingga 60-an pasukan Linud kita akrab dengan pesawat angkut C-47 Dakota.Pesawat ini merupakan bagian dari kekuatan Skadron Udara 2.Selain awak dari TNI AU pesawat tadi juga diterbangkan oleh Wing Garuda.Mereka merupakan pilot-pilot Garuda yang direkrut untuk menerbangkan pesawat angkut militer.Selain mengangkut barang, tugas lainnya adalah menerjunkan pasukan.Salah satu diantara mereka, adalah Alm Bpk Captain Pilot.Cartono Soedjatman yang juga Redaktur Senior majalah Angkasa.
Salah satunya saat beliau dan lima penerbang sipil lainnya yang direkrut AURI untuk sebuah misi ke Lanud Palembang yang menurut kabar sudah dikepung tentara separatis PRRI.
Ada cerita menarik saat operasi ini, dimana saat akan mendarat di Lanud Palembang diperkirakan pukul 04.00 dinihari, mereka disambut oleh cuaca yang kurang ramah.Cuaca di Lanud berkabut tebal dengan jarak pandang hanya 200-300 m.Dan pesawat hanya dilengkapi dgn NDB (Radio Beacon), jadi merupakan masalah bagi pesawat yg akan mendarat.Rata-rata pesawat sudah melakukan dua kali Instrument approach namun selalu gagal. Akhirnya dengan mengunakan teknik Steep-Approach yg diusulkan Capt.Rohim, seluruh pesawat akhirnya bisa mendarat dengan selamat.Nah..disinilah kisah tersebut, ternyata deru pesawat yg berputar-putar di salah artikan pemberontak dengan banyaknya pasukan pusat yang mendarat di Lanud Palembang,Sepertinya terjadi Over Estimate sehingga pasukan separatis mengundurkan diri tanpa terjadi suatu Vuur-Contact.........padahal yang sebenarnya merupakan Missed Approach dan Overshoot.

Dakota T-442 yang juga diikutsertakan dalam Operasi Trikora,

Foto kenangan pesawat DC-3 Dakota yang merupakan bagian dari kekuatan Skadron Udara 2 Angkut Sedang AURI di Lanud Halim Perdanakusuma.Kalau melihat situasi di foto ini, sepertinya di ambil Lanud Astra Ksetra Lampung, karena memang rute yang harus di singgahi pesawat-pesawat AU sebagai DAUM Dinas Angkutan Udara Militer ke wilayah Sumatra. Rutenya adalah Lanud Halim, Bandara Branti/Raden Inten II, Lanud ATK, Lanud Palembang dst

Pengiriman siswa ke India berlangung antara tahun 1960- 1965 terdiri dari enam angkatan (batch),dibagi dua tempat.Pertama,di Number 1 Ground Training School,Airforce Station Jalahalli East,Bangalore,Sekolahnya di Number 3 Ground Training School,berjarak tiga kilometer.Kedua,di Number 2 Ground Training School,Airforce Station Tambaram,Madras.
Untuk angkatan Nanggala 3 dan 4 tidak ada jurusan Photo Mechanicnya. Jurusan lengkapnya : Sekolah yang ada di Jalahalli: Radar Mechanic,Radar Operator,Radio Mechanic ( Wireless Operator Mechanic I ),Radio Operator ( Wirelles Operator Mechanic II,Equipment Assistan ( Perbakalan)....Sekolah yang ada di Tambaram terdiri: Flight Mechanic Engine ( motor ),Flight Mechanic Airframe ( rangka pesawat ),Armourer ( senjata ),Motor Transport Mechanic ( Montir Kendaraan ),Electrician ( Listrik ),Instrument,Photo Mechanic ( Pemotretan ).
Di India para siswa hanya satu tahun,sesampainya di Tanah Air siswa jurusan perbakalan mengikuti pendidikan lagi enam bulan.Lulus dari Stuba,pangkatnya Sersan Udara II ( SU II ) atau Serda. 

Gruman Albatros PB-510 yang sama, yang sedang di kerumuni para anggota AURI di pelataran parkir Lanud Halim Perdanakusuma, pada tahun 1961. Di foto dari arah depan.

Gruman Albatros ini bisa dipasangi Bom dan Roket, tidak ketinggalan senapan mesin berat. Pesawat Gruman Albatros ini disiapkan sebagai pesawat SAR dan menjadi salah satu kekuatan Skadron Udara 5 Intai Taktis Wing Operasi 002, yang berpangkalan di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Sebagian siswa Stuba ( Sekolah Teknik Udara Bintara ) jurusan airframe (Flight Mechanic Airframe) foto sejenak berlatar belakang pesawat Vampire di hanggar no.5 Trainning Squadron,No.2 Ground Training School Airforce Station Tambaran,Madras,India tahun 1961.Rombongan siswa ini juga lebih dikenal dengan "Nanggala India".  

Pada gambar tampak deretan pesawat pelatih Jet jenis Vampire (Type DH 115) buatan Inggeris. Paling kanan tampak pesawat "CHUREN" peninggalan Jepang

 MiG 15



Foto Daniel Alexander Maukar (kiri),instruktur Mesir dan salah satu rekan penerbang saat belajar menerbangkan MiG di Mesir.


AURI mulai memperkuat diri dengan membeli MiG-17 yang datang sejak 1959 dengan jumlah total mencapai 65 unit. Bersama jajaran MiG-15, MiG-19 dan MiG-21, MiG-17 menjadi pencegat menakutkan bagi Belanda selama kampanye Trikora.
Di Mesir inilah, secara resmi Dani dan rombongan calon penerbang MiG 17 AURI baru belajar menembakkan kanon dan roket.
Ketika Perdana Menteri Nikita Kruschev berkunjung ke Indonesia, 27 November 1960, pesawatnya akan dikawal flight MiG-17 begitu memasuki ruang udara Indonesia.Nama Dani masuk daftar penerbangnya.Last Minute usai berkoordinasi dgn badan intelijen Rusia (KGB), nama Dani dihapus oleh KGB." Berarti intel Rusia itu punya penciuman yang kuat",ujar Nancy Maukar (adik Dani Maukar).Kunjungan ini tak sampai sebulan sebelum kejadian.


Dari kiri ke kanan Ilyusin Il-28, MiG-17PF, MiG-17F

MiG-17PF ditinjau sama petinggi AURI

Para teknisi AURI mendorong MiG-17 Fresco agar bisa masuk ke badan Hercules AURI T1301 untuk digeser ke Pangkalan Udara AURI dalam rangka Operasi Trikora.MiG-17 Fresco disiagakan di Pangkalan Udara Letfuan dan juga Pangkalan Udara Morotai.

MiG-17 Fresco AURI sudah masuk ke dalam badan Hercules AURI T1301 dan siap mendukung Operasi Trikora.


MiG-21 Fishbed AURI saat disedang disiapkan di Kemayoran terlihat AURI dalam menjalankan perawatannya masih di backup teknisi dari Uni Sovyet.  Project Alutsista yang memang buru-buru menjadikan sarana dan prasarana AURI belum optimal, termasuk teknisi dan ground crew.
Bapak.Rudi "Tarantula" Taran saat operasional di Skadron 14 MiG-21 F 13 Fishbed .


Ilyusin Il 28 Beagle

Para penerbang Helikopter Mi-4 sedang menerima arahan dari Pimpinan AURI( Bpk Srimuljono Herlambang ) dalam suatu kunjungan kerja, di depan Heli Mil Mi-4 di Lanud Semplak, Bogor.

Helikopter ini menjadi kekuatan udara AURI dan berada dalam naungan Skadron Udara 6 Lanud Semplak, Bogor.AURI diperkuat 41 heli Mil Mi-4 dalam tugas-tugas militer yang diembannya.Khusus Skadron Udara 6 diisi heli-heli Blok Timur.
Helikopter Mil Mi 4 ini kurang nyaman ruang cockpitnya dan olinya menetes dimana mana.

Salah satu helikopter Mi-4 yang dimiliki AURI terlihat sedang akan melakukan pendaratan.

Mil Mi 4 dengan para crewnya saat dinas di Kalimantan. Foto ini diambil saat mereka bertugas untuk pembuatan patok-patok perbatasan di Kalimantan, selain juga setelah itu pergi ke Irian jaya membuat patok-patok perbatasan disana

Nampak di foto M Jusuf, sebelahnya Solichin GP

Helikopter Mi-4 milik AURI yang akan menerbangkan jenasah Kahar Muzakar saat Operasi penumpasan Pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

Saat tiba untuk membawa jenasah Kahar Muzakar ini, heli Mi-4 AURI juga membawa Komandan Batalyon 330 Yogie S Memet, Bpk.Solihin GP dan Pangdam Hasanudin, Jenderal M.Yusuf yangselanjutnya sebelum dibawa ke sebuah rumah sakit di Makassar, jasad Kahar Muzakar sempat diperlihatkan kepada Masyarakat Sulawesi Selatan di Lapangan Karebossi, Makassar.

Heli Angkut Berat AURI dari Skadron 8, Pangkalan Udara Semplak, Bogor Mi-6 Hook

Helikopter UH 1 Huey TNI AU

Pesawat L-4J Piper Cub

Sebuah pesawat ringan jenis Austermark peninggalan ML/Angkatan Udara Belanda yang di serahkan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia,dengan regestrasi R-70 ( R:Recce/Intai ) menyandang lambang Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di fuselage/badannya juga lambang tunas kelapa di vertical wing nya.Pesawat ini di bawah kendali operasi Lanud Kalidjati ( Lanud Suryadarma ) di Subang,Jawa Barat.Untuk mendukung kegiatan Pramuka Satuan Karya/SAKA Dirgantara

 Pesawat Cessna 180

Air Patrol yang sedang dilaksanakan oleh pesawat Avon Sabre F-86 dari Skadron 14 Buser, Fighter Wing 300 diatas langit Indonesia.

F-86 Avon Sabre yang dipakai Skadron Udara 14 bukanlah buatan atau produksi Amerika.Pesawat Sabre milik kita adalah versi yang dibuat dibawah lisensi oleh Commonwealth Aircraft Corporation ( CAC ).

 Pesawat F-86 TNI AU melintas di atas Bandara Polonia Medan, 
Minggu, 21 November 1976.



OV 10 Bronco

antan KSAU, Marsekal TNI Purn Herman Prayitno saat berpangkat Lettu Pnb saat berpose disamping OV-10F Bronco pada tahun 1979 di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.

Jajaran armada kuda liar OV-10F Bronco TNI AU saat masih menjadi kekuatan Skadron Udara 3 dan melanjutkan tugas serta fungsi Pesawat Pemburu P-51 Mustang. OV-10F Bronco ber Homebase di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, hingga selesai masa baktinya di tahun 2010.

Bronco datang ke Indonesia pada tanggal 28 September 1976, dan langsung diikutsertakan dalam Operasi Seroja di Timor- timur.Dari pengalaman tempur ini, Bronco kita akhirnya dimodifikasi sesuai keperluan operasi tempur di Timor-timur tersebut.Sebut saja dengan menganti senjata mesinnya menjadi berkaliber 12.7 mm dan mampu membawa bom keluaran Rusia yang memakai standar metrik.Total kita memiliki 16 unit melengkapi Skadron Udara 3 Lanud ABD Saleh, Malang.
Data Teknis OV-10F Bronco.
Mesin: T-76/G10 ( kiri ), T-76/G12 ( kanan).Panjang/ Lebar: 39,7/1,4 kaki.Berat Dasar: 7,902 Lbs.Berat Max: 14.000 Lbs.Kecepatan normal: 180 Kts.Kecepatan maks: 350 Kts.Lama terbang: 2.30 jam tanpa tangki cadangan, 4.30 jam dengan tanki cadangan Jenis BBM: Avigas, JP-4/ Jet-B, JP-5, JP-8, Jet-A, dan Jet- A1. 
Kata pak Herman Prayitno juga, ada dua mazhab diranah ini.Pertama, anggapan yg mengatakan AU perlu pesawat COIN utk menghadapi insurjensi, dan kedua, AU disiapakan utk menghadapi musuh dari luar. Tapi memang dilapangan yg kita ketahui bersama, bahwa selama ini TNI AU hanya dihadapkan kpd konflik-konflik di dlm negeri yg memang membutuhkan pesawat COIN. 
Disebutkan pula, kekuatan udara Bronco saat melepaskan Roket FFAR Folding Fin Air Rocket bukan diarahkan langsung kekonsentrasi musuh tapi ditembakkan keperkubuan mereka yang berada di Goa-goa didaerah pegunungan.....begitupula saat Pak Pedet Soedarman membantu PGT dlm Operasi Trikora yang dikejar OPM, tdk menembaki mereka secara sporadis namun arah tembakan diarahkan kesekitar OPM yang langsung bubar ketakutan. 
Air Refueling dua pesawat tempur A-4 Skyhawk asal Skadron 11 Lanud Iswahjudi, Madiun melalui pesawat tanker Hercules TNI-AU A-1309.

Pesanan TNI AU terdiri dari 31 A-4E ( single seat ) dan 2 TA-4H (dual seat). Setibanya di Indonesia, modifikasi kecil dilakukan terhadap alat komunikasi dan navigasi supaya sesuai dengan keadaan geografis dan standart komunikasi pasukan ABRI kala itu. Setelah sembilan kali pengapalan pesawat A-4 Skyhawk pada priode Mei 1980 hingga Agustus 1982 selesai, maka selanjutnya armada tempur A-4 Skyhawk TNI AU mulai melakukan serangkaian kegiatan latihan di langit Indonesia, termasuk kegiatan air-refueling ini.
TNI AU juga butuh waktu utk menyiapkan dua pesawat tanker Hercules, yaitu: Tanker A-1309 walau tanker asli namun perlu di refungsi-ulang sistem air refuelingnya sementara A-1310 yg aslinya tak lain Kargo, perlu modifikasi agar bisa jadi pesawat tanker.
Pada bulan Februari 1984,A-4E melaksanakan pengisian bahan bakar malam hari (Lanud Iswahjudi dalam-special training). Hanya Pilot A4 Skyhawk yang mendapat porsi latihan air refuelling ini baik batch pertama di negara pengirim dan batch-batch selanjutnya hasil didikan di dalam negeri.
Selanjutnya di bulan November 1987,lima pesawat single seat A-4E melakukan misi Long Range Mission, dengan sasaran terletak di wilayah Timor-Timur.
Pesawat A-4E TT-0409 adalah pesawat A-4E Skyhawk pertama milik TNI AU yang jatuh di Baucau, usai melakukan strafing di Ambon saat pelaksanaan Latihan Gabungan ABRI tahun 1981.Skyhawk ini datang ke Indonesia pada tanggal 21 Desember 1980.  

Skadron Udara 12 resmi menjadi warga Riau tepatnya pada tanggal 28 Maret 1985 dengan ditandai Tepung Tawar oleh Gubernur Riau dan Pemuka Adat.

Dengan datangnya Elang Angkasa A-4 Skyhawk masuk jajaran TNI Angkatan Udara yang ber “HOME BASE” di Pangkalan TNI Angkatan Udara Iswahyudi Madiun yang merupakan Pangkalan Utama jenis pesawat tempur. Untuk efesiensi dalam pelaksanaan tugas, maka Elang Angkasa A-4 Skyhawk yang saat ini sebagai kekuatan Skadron Udara 11. Lalu dipecah menjadi 2 (dua) yaitu sebagian tetap di Skadron Udara 11 dan sebagian di Skadron Udara 12. 

A-4E/F Skyhawk,Skadron 11 dan Skadron 12.

Dengan terbaginya dua Skadron Udara, Skadron Udara 12 yang selama 14 tahun di non aktifkan, maka pada tanggal 2 Mei 1983 Skadron Udara 12 diaktifkan kembali sebagai salah satu kekuatan tempur TNI Angkatan Udara, dengan Komandan Skadron Letkol Pnb Irawan Saleh.
Pada awalnya Skadron 12 berkedudukan di Kemayoran dengan pesawat MIG 19. Lalu pada tahun 1974 Skadron 12 dibekukan karena semua pesawat buatan Rusia di grounded, dan diaktifkan kembali pada 1983 berdasarkan Skep Kasau Nomor Skep/12/V/1983 tanggal 2 Mei 1983 dengan pesawat A-4 Skyhawk dan berkedudukan di Madiun. Pada tahun yang sama, berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor Kep/12/VII/1983 tanggal 5 Juli 1983, Skadron 12 dipindahkan ke Lanud Pekanbaru (sekarang Roesmin Nuryadin). 
Pelaksanaan pemindahan dimulai tanggal 7 September 1983, didahului dengan pemindahan 27 kepala keluarga dibawah komando Skadron Udara 12 Wing 300 saat itu, Letkol. Pnb Irawan Saleh, dibantu oleh Kadisops, Mayor Pnb Hasnafie Asnan. | penempatan pun ditandai dengan ops boyong pada tgl 7 september 1983.
Dan pada saat itulah Skadron Udara 12 siap mengemban tugas melaksanakan operasi udara taktis, strategis, pertahanan udara terbatas dan visual foto recce"

HS Hawk Mk 53 Skadik 103
Pesawat Hawk Mk-53 yang menjadi sarana andal untuk melatih calon-calon penerbang TNI AU sejak pesawat awal dasawarsa 1980-an dan menjadi kekuatan Skadron Pendidikan 103 di Lanud Iswahyudi, Madiun.

Angkatan pertama penerbang F-5 didikan Amerika,berdiri dari kiri ke kanan : Mayor Pnb. Budihardjo Surono, Mayor Pnb. Holki dan Kapten Pnb. Zaky Ambadar.
Sepertinya mantan KSAU Bpk.Imam Sufaat
Menguji pesawat baru berikut senjatanya yang juga baru 
dilakukan menggunakan pesawat F-5.
 Latihan penembakan AIM-9 P2 Sidewinder ( AIM-9 live ),yang meluncur adalah target palsu atau Target Dummy Unit ( TDU )-11.

Dalam hal ini, penembakan pertama rudal AIM-9 Sidewinder pertama di TNI AU dilakukan oleh Letkol Pnb Suprihadi pada tanggal 3 November 1989 atau sembilan tahun setelah F-5 dioperasikan di TNI AU. Kala itu, Suprihadi yang menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14 terbang menggunakan F-5 kursi tunggal yang dilengkapi target simulasi TDU-11 di sayap sebelah kiri dan rudal AIM-9 P-2 di sayap kanan. Penembakan sasaran dilaksanakan di area latihan lepas Pantai Pacitan, Jawa Timur. Direct hit! Sasaran tembak yang dilepas berhasil dihancurkan oleh rudal Sidewinder.

Target Taxan yang dilepas adalah target palsu sbg ganti pesawat musuh sebagai sasaran penembakan dengan amunisi Canon.

Saat Latihan Gabungan Laut atau Latgabla II tahun 1989 bulan Oktober dilakukan uji penembakan Sidewinder. Acaranya juga adalah TNI AU diminta meng- chase (kawal) Rudal Harpoon sebelum sampai kesasaran dan penerbangnya adalah Bpk.Drajad Rahardjo dengan juru foto Bapak Agung Sasongkojati, latihan yang juga pernah dilakukan Amerika sebelumnya. Uji tembak dilakukan dengan penerbangnya adalah Lettu Pnb.Muhammad Syaugi dan sasarannya adalah ex KRI- HIU area latihan Samudra Hindia ,Barat daya Tanjung Mebulu,Bali. Sidewinder diluncurkan setelah KRI-HIU lebih dulu dihajar Harpoon dari KRI- Yos Sudarso. 
Pada kesempatan ini Rudal yang dipakai AIM-9P2 (Papa Two) yang mengejar panas tinggi di ekor pesawat , ini jenis yang dipakai F-5 kita dulu sedang yang dipakai F-16 dan Hawk 209 adalah AIM-9P4 (Papa Four) yang mengejar gesekan badan pesawat dan udara.Sehingga,jenis P2 hanya bisa ditembakkan dari belakang pesawat musuh,dan jenis P4 bisa ditembakkan dari segala posisi terhadap musuh setelah di Lock.
Latihan Gabungan Laut atau Latgabla II tahun 1989 ini merupakan latihan bersama saling mendukung perkuatan Air Cover sekalian mencoba penembakan Rudal Air Intercept Missile F-5 kedua setelah yang pertama penembakan dilakukan di Teluk Pacitan oleh Letkol.Pnb.Suprihadi
 F 5 dengan pylon rocket

Aslinya F-5 itu pesawat pemburu murni dan kalau F-5 pylon rocket nya dipakai untuk Sidewinder ya bukan jodohnya, jenis rel peluncurannya kan beda. Khusus F-5 penempatan Sidewinder hanya di ujung sayap sedang dibawah sayap khusus utk pod roket dan type bom Mk. F-5 juga memiliki kemampuan mengusung roket dan suka di uji coba oleh jajaran Skadron Udara 14 dari pertama tiba di tanah air.
 
Sayang walau sudah ditingkatkan lewat program MACAN,tapi F-5 E/F Tiger II kita tidak dilengkapi oleh sistem pengisian bahan bakar di udara.

 Ini sewaktu pertama kali mendarat di Indonesia. Coba lihat ada lambang USAF di bagian belakang badannya.Pemerintah AS tidak menjamin keselamatan dan Asuransi pesawat ini apabila dalam pengirimannya tidak terdapat lambang USAF

Team awal Elang Biru dan tiga pelatih yang didatangkan dari US Air Force mereka adalah; Peter Abner McCaffry, Matthew " Birdman " Byrd, dan Steve " Boss" Trent.

Guru yang sengaja diundang dari ' Padepokan' Luke Arizona, sebenarnya hanya dua.Tapi yang turun gunung tiga.Yang satunya? Datang atas biaya PACAF, AU AS di Pasifik yang berkantor di Hawaii.Dia suhunya, Kolonel Steve Trent, Inspektur Jenderal PACAF, mantan Komandan Team Thunderbird tahun 1988-1990, mantan penerbang F-4 Phantom yang belasan tahun berpengalaman di medan perang Vietnam.Ia juga mantan komandan "Wolfoack", Wing tempur di Lanud Kunsan, Korea Selatan.
Dua guru lainnya, Mayor Peter McCaffrey asal Fort Collins, Colorado, AS, dan Kapten Matthew E.Byrd asal San Fransisco, California, AS.Keduanya aktif sbg instruktrur Thunderbird di Luke Arizona, sejak 1992-1995.Mereka mantan penerbang A-10 Thunderbolt dan F-117 Nighthawk.
Kolonel Steve' Boss 'Trent langsung menurunkan ilmu Leader nya kepada Letkol Pnb Rodi ' Cobra ' Suprasodjo selanjutnya Elang Biru ditinggalkan Sharky yang mendapat tugas belajar ke Australia. 

 F-16 B Fighting Falcon block-15 TNI AU dengan Camuflase pertama dan di akui oleh Majalah Code One sebagai "the most attractive camouflage" F-16 di dunia.
(artikel Angkasa ditahun 92 dan diulang setiap memuat artikel tentang kamuflase F-16, kamuflase F-16 TNI AU dikatakan yang terbaik)

 F-16A Fighting Falcon,Skadron 3 sedang tinggal landas

Camonya diambil dari camo F-5E Tiger II skadron aggressor USAF yg dikenal sbg "new blue" scheme... disini disebut "blue spot" scheme. Pattern schemenyapun sama dengan F-5E/F Tiger II milik TNI AU. 
Di tahun 1992 seluruh jajaran F-16 diseluruh dunia menarik sementara F-16 utk tidak terbang, karena ada laporan mengenai 'crak'atau retakan di bagian belakang pesawat yang akhirnya nyatanya tidak diketemukan.
F-16 adalah pesawat tempur kita yang melakukan uji penembakan Air to Groud Missile AGM-65 Maverick dengan penerbang Letkol Pnb.M.Syaugi sebagai eksekutor dan Pilot in Comand.

 F-16 TNI AU dalam balutan livery Elang Biru saat melakukan patroli udara bersama dengan kekuatan fighter yang dimiliki oleh Lanud Iswahyudi,Madiun. 
F-16 terlihat full armament.

 AT-6G Harvard TNI AU yang akan diterbangkan mantan ketua umum PSSI,Marsdya ( Pur ) Kardono yang juga mantan penerbang P-51D Mustang AURI bersama Marsdya TNI Tamtama Adi 21 Mei 1999
 Marsdya (Pur) Kardono yang juga mantan penerbang P-51D Mustang AURI bersama Marsdya TNI Tamtama Adi sedang memeriksa pesawat AT-6G Harvard

Pesawat AT-6G Harvard nampak sedang terbang

Di majalah Angkasa ditulis kalau para teknisi AU yang merawat pesawat tua ini tidak terlalu kwatir masalah suku cadang....beliau-beliau ini terbiasa membeli beberapa jenis suku cadang bukan lewat distributor asli,melainkan membeli di Pusat jual beli onderdil,Asem Reges di Jakarta.

Saat masih bisa terbang dan terbang bersama-sama.tiga vintage aircraft terdiri dari dua AT-6 Harvard dan DC- Dakota flypass saat pembukaan Jambore Aerosport,Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2001.

 
 Joyflight bersama DC-3 Dakota di acara Jambore Aero Sport 31 Agustus- 2 September 2001

 Replika RI 001 Seulawah nampak terparkir di Skatek 021 Halim Perdanakusuma Jakarta