Sabtu, 12 September 2015

Dokumentasi Pesawat-Pesawat AURI

Dokumentasi Pesawat-Pesawat AURI

Admin di pesawat Cavalier F 51 Mustang II

Pada perang kemerdekaan, AURI ternyata sudah mempunyai pesawat pembom. 

Nampak di foto yang pertama Panglima Besar Soedirman pada awal tahun 1946 di lapangan udara Boegis Malang yang sedang menginspeksi pesawat Bomber tinggalan Jepang yang diberi nama Pangeran Diponegoro I. 


Pesawat pembom Pangeran Diponegoro I adalah Ki-49 Donryu Army Type 100. 

Pembom Diponegoro I dikatakannya pernah diterbangkan oleh Komodor Udara Abdulrahman Saleh. Ki-49 yang dibuat oleh pabrik Nakajima, karena sangat berbahayanya dan mempunyai daya rusak yang hebat dijuluki sekutu sebagai Storm Dragon, diberi sandi nama "Helen". Orang Jepang menamai Ki-49 "Hyakushiki Juubaku".

 
Foto ke tiga saat pesawat Diponegoro I dipasangkan sebagai jebakan agar pesawat tempur Belanda yang menyerang Maguwo menembaki pesawat Diponegoro I yang telah rusak untuk menyelamatkan pesawat lain yang disembunyikan oleh para pejuang kita.
Dan foto keempat adalah pesawat Diponegoro I yang nampak hancur terkena serangan pesawat tempur Belanda yang menyerang Maguwo.

Tampak heli Hiller 360 asal AS yang di terbangkan Yum Soemarsono sedang membawa Ibu Fatmawati dari halaman Istana Merdeka, Jakarta.

Hiller-360 UH (Utility Helicopter),heli pertama yg di beli Pemerintah RI dari AS dan tiba pada Desember 1950 dalam peti kemas dan ditaruh di Pangkalan Udara Andir, Bandung.Jumlah seluruh heli ini ada enam, dan dimulailah Skadron Percobaan Helicopter.Komodor Udara Wiweko Soepono, penerbang heli AURI pertama dipersiapkan dan dididik di Palo Alto, California.
Bersama Juru Teknik LMU I Tosin,Pak Wiweko pada tgl 15 Januari 1951 menerbangkan Hiller dari Andir ke Istana Negara, Jakarta.Itulah hari pertama atau kesempatan pertama bagi Presiden Soekarno mencicipi terbang dgn heli pertama RI bernomor registrasi H-101 itu.
Awal sejarah Skadron Helikopter AURI inilah Wiweko Soepono diperkenalkan dgn LU II Joem (Yum) Soemarsono.Sekembalinya belajar terbang dari AS, kedua tokoh kemudian mendidik dan melatih penerbang heli berikutnya: Soewoto Soekendar, Soeti Harsono, dan Koesnidar.  

 Pesawat L-4J Piper Cub.

 Nampak sebuah asap mengepul hasil serangan Allan Pope dengan pesawat B 26 Invader yang tergabung dalam AUREV dan nampak sebuah P 51 D Mustang bersiap-siap melakukan pengejaran terhadap pesawat B 26 Invader AUREV.

Nampak sebuah P 51 D Mustang dengan seorang penerbangnya
dari Skuadron Udara 3 tanpa gambar "shark teeth"

Pesawat P 51 D Mustang dari Skuadron 3 melakukan penerbangan

Nampak sebuah P 51 D Mustang dengan seorang penerbangnya
dari Skuadron Udara 3 dengan gambar "shark teeth"
Foto ini diabadikan tahun 1972 oleh Letkol (Purn) Abdul Mukti yang juga salah satu penempur P-51 Mustang yang tersisa. Daklam foto yang berdiri merupakan alumni AAU Angkatan 69 sedangkan yang duduk merupakan alumni AAU Angkatan 70.
Berdiri dari kiri ke kanan
(alm) Lettu Sunarko, Marsda TNI (Purn) I Nyoman Tamu Aryasa, (alm) Marsda TNI Rukandi (Pangkoopsau I 1988-1999), (alm) Lettu M Effendi, Marsda TNI (Purn) M Koesbeni (Pangkohanudnas 1997-1999) dan (alm) Kapten Sismono Yonatan.
Duduk dari kiri ke kanan
Marsma TNI (Purn) Ronggo Sunarso (mantan Kas Kohanudnas), Marsma TNI (Purn) Sonny Rizani, (alm) Kolonel Pnb (Purn) Sumihar S Sihotang, (alm) Marsma TNI (Purn) Agus Suwarno, (alm) Lettu M Halik dan Marsma TNI (Purn) Suparno Muanam (Mantan Pangkokops II).
Sumber gambar: Dok. Marsda TNI (Purn) M Koesbeni.

P 51 D Mustang AURI dari Skuadron 3 dalam suatu Operasi Militer bersama B 26.

 
 B-25 Mitchel untuk tugas pembom. 
 B-25 Mitchel untuk tugas Foto udara atau Recce

Bpk.Sri Muljono,kanan berdiri,bersama Soetopo dan Suyitno Sukirno ketika menjadi siswa penerbang B-25.Ketiga dari kanan ( berdiri ),namanya Capt.Nino,bekas penerbang B-25 Belanda yang kemudian menjadi instruktur B-25.

 
 Bpk.Sri Muljono,paling kiri berdiri,ketika membawa juru foto udara dalam sebuah latihan menggunakan B-25 Recce.

 
 Versi latih B-25 Mitchel yang diterbangkan Sri Muljono membawa siswa penerbang ke Kendari/AURI Kendari pada tahun 1954.

 B-25 Mitchel saat akan bersiap-siap lepas landas dalam sebuah latihan rutin.

 Bapak.Sri Mulyono Herlambang berpose didepan B-25 Mitchel andalannya sebelum melaksanakan Operasi Mapanget,operasi ini merupakan satu-satunya operasi tempur terbesar yang pernah di gelar oleh TNI AU pada tahun 1958.

 
 B-25 Mitchel saat Operasi Seroja nampak dengan persenjataan yang bisa dibawa oleh pesawat B-25 Mitchel ini

 Kondisi sekarang di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta

Letkol.Pnb."Pedet"Sudarman bersiap-siap di pesawat B-26 Invader ( M-262 ) " onward" saat akan bertugas dalam Operasi Dwikora.

Foto Komandan pertama Skadron 2 "Kuda Sembrani"Kapten Udara Soedarjono bersama Letnan Udara II Slamet Tjokrodirjo dalam suatu operasi militer.

Menurut catatan Kapten Udara Soedarjono, saat awal pembentukan Skadron Udara 2 diperkuat banyak pesawat jenis Dakota.Catatannya, yaitu 16 unit C-47 merupakan pesawat bekas pakai Angkatan Udara Belanda, 22 unit bekas pakai Angkatan Laut Belanda, serta sebuah DC-3 Dakota bernomor regestrasi T-482 yang merupakan pesawat pengganti VT-CLA yang ditembak jatuh Belanda pada 29 Juli 1947.
Penumpasan DI/TII di Jawa Barat, PRRI Permesta di Sumatra juga Sulawesi, Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan, RMS di Maluku, TRIKORA dan DWIKORA semuanya melibatkan pesawat angkut C-47 Skadron Udara 2.

Wing 011 Garuda. Linud angkutan bantuan ke Palembang.Ini salah satu tugas yang pernah diemban oleh C-47 Dakota dan para Awak maskapai Garuda dalam membantu Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dalam berbagai operasinya seperti dalam peristiwa PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, dan terakhir operasi Seroja di Timor-timur.

Era 50 hingga 60-an pasukan Linud kita akrab dengan pesawat angkut C-47 Dakota.Pesawat ini merupakan bagian dari kekuatan Skadron Udara 2.Selain awak dari TNI AU pesawat tadi juga diterbangkan oleh Wing Garuda.Mereka merupakan pilot-pilot Garuda yang direkrut untuk menerbangkan pesawat angkut militer.Selain mengangkut barang, tugas lainnya adalah menerjunkan pasukan.Salah satu diantara mereka, adalah Alm Bpk Captain Pilot.Cartono Soedjatman yang juga Redaktur Senior majalah Angkasa.
Salah satunya saat beliau dan lima penerbang sipil lainnya yang direkrut AURI untuk sebuah misi ke Lanud Palembang yang menurut kabar sudah dikepung tentara separatis PRRI.
Ada cerita menarik saat operasi ini, dimana saat akan mendarat di Lanud Palembang diperkirakan pukul 04.00 dinihari, mereka disambut oleh cuaca yang kurang ramah.Cuaca di Lanud berkabut tebal dengan jarak pandang hanya 200-300 m.Dan pesawat hanya dilengkapi dgn NDB (Radio Beacon), jadi merupakan masalah bagi pesawat yg akan mendarat.Rata-rata pesawat sudah melakukan dua kali Instrument approach namun selalu gagal. Akhirnya dengan mengunakan teknik Steep-Approach yg diusulkan Capt.Rohim, seluruh pesawat akhirnya bisa mendarat dengan selamat.Nah..disinilah kisah tersebut, ternyata deru pesawat yg berputar-putar di salah artikan pemberontak dengan banyaknya pasukan pusat yang mendarat di Lanud Palembang,Sepertinya terjadi Over Estimate sehingga pasukan separatis mengundurkan diri tanpa terjadi suatu Vuur-Contact.........padahal yang sebenarnya merupakan Missed Approach dan Overshoot.

Dakota T-442 yang juga diikutsertakan dalam Operasi Trikora,

Foto kenangan pesawat DC-3 Dakota yang merupakan bagian dari kekuatan Skadron Udara 2 Angkut Sedang AURI di Lanud Halim Perdanakusuma.Kalau melihat situasi di foto ini, sepertinya di ambil Lanud Astra Ksetra Lampung, karena memang rute yang harus di singgahi pesawat-pesawat AU sebagai DAUM Dinas Angkutan Udara Militer ke wilayah Sumatra. Rutenya adalah Lanud Halim, Bandara Branti/Raden Inten II, Lanud ATK, Lanud Palembang dst

Pengiriman siswa ke India berlangung antara tahun 1960- 1965 terdiri dari enam angkatan (batch),dibagi dua tempat.Pertama,di Number 1 Ground Training School,Airforce Station Jalahalli East,Bangalore,Sekolahnya di Number 3 Ground Training School,berjarak tiga kilometer.Kedua,di Number 2 Ground Training School,Airforce Station Tambaram,Madras.
Untuk angkatan Nanggala 3 dan 4 tidak ada jurusan Photo Mechanicnya. Jurusan lengkapnya : Sekolah yang ada di Jalahalli: Radar Mechanic,Radar Operator,Radio Mechanic ( Wireless Operator Mechanic I ),Radio Operator ( Wirelles Operator Mechanic II,Equipment Assistan ( Perbakalan)....Sekolah yang ada di Tambaram terdiri: Flight Mechanic Engine ( motor ),Flight Mechanic Airframe ( rangka pesawat ),Armourer ( senjata ),Motor Transport Mechanic ( Montir Kendaraan ),Electrician ( Listrik ),Instrument,Photo Mechanic ( Pemotretan ).
Di India para siswa hanya satu tahun,sesampainya di Tanah Air siswa jurusan perbakalan mengikuti pendidikan lagi enam bulan.Lulus dari Stuba,pangkatnya Sersan Udara II ( SU II ) atau Serda. 

Gruman Albatros PB-510 yang sama, yang sedang di kerumuni para anggota AURI di pelataran parkir Lanud Halim Perdanakusuma, pada tahun 1961. Di foto dari arah depan.

Gruman Albatros ini bisa dipasangi Bom dan Roket, tidak ketinggalan senapan mesin berat. Pesawat Gruman Albatros ini disiapkan sebagai pesawat SAR dan menjadi salah satu kekuatan Skadron Udara 5 Intai Taktis Wing Operasi 002, yang berpangkalan di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Sebagian siswa Stuba ( Sekolah Teknik Udara Bintara ) jurusan airframe (Flight Mechanic Airframe) foto sejenak berlatar belakang pesawat Vampire di hanggar no.5 Trainning Squadron,No.2 Ground Training School Airforce Station Tambaran,Madras,India tahun 1961.Rombongan siswa ini juga lebih dikenal dengan "Nanggala India".  

 MiG 15



Foto Daniel Alexander Maukar (kiri),instruktur Mesir dan salah satu rekan penerbang saat belajar menerbangkan MiG di Mesir.


AURI mulai memperkuat diri dengan membeli MiG-17 yang datang sejak 1959 dengan jumlah total mencapai 65 unit. Bersama jajaran MiG-15, MiG-19 dan MiG-21, MiG-17 menjadi pencegat menakutkan bagi Belanda selama kampanye Trikora.
Di Mesir inilah, secara resmi Dani dan rombongan calon penerbang MiG 17 AURI baru belajar menembakkan kanon dan roket.
Ketika Perdana Menteri Nikita Kruschev berkunjung ke Indonesia, 27 November 1960, pesawatnya akan dikawal flight MiG-17 begitu memasuki ruang udara Indonesia.Nama Dani masuk daftar penerbangnya.Last Minute usai berkoordinasi dgn badan intelijen Rusia (KGB), nama Dani dihapus oleh KGB." Berarti intel Rusia itu punya penciuman yang kuat",ujar Nancy Maukar (adik Dani Maukar).Kunjungan ini tak sampai sebulan sebelum kejadian.


Dari kiri ke kanan Ilyusin Il-28, MiG-17PF, MiG-17F

MiG-17PF ditinjau sama petinggi AURI

Para teknisi AURI mendorong MiG-17 Fresco agar bisa masuk ke badan Hercules AURI T1301 untuk digeser ke Pangkalan Udara AURI dalam rangka Operasi Trikora.MiG-17 Fresco disiagakan di Pangkalan Udara Letfuan dan juga Pangkalan Udara Morotai.

MiG-17 Fresco AURI sudah masuk ke dalam badan Hercules AURI T1301 dan siap mendukung Operasi Trikora.


MiG-21 Fishbed AURI saat disedang disiapkan di Kemayoran terlihat AURI dalam menjalankan perawatannya masih di backup teknisi dari Uni Sovyet.  Project Alutsista yang memang buru-buru menjadikan sarana dan prasarana AURI belum optimal, termasuk teknisi dan ground crew.

Ilyusin Il 28 Beagle

Para penerbang Helikopter Mi-4 sedang menerima arahan dari Pimpinan AURI( Bpk Srimuljono Herlambang ) dalam suatu kunjungan kerja, di depan Heli Mil Mi-4 di Lanud Semplak, Bogor.

Helikopter ini menjadi kekuatan udara AURI dan berada dalam naungan Skadron Udara 6 Lanud Semplak, Bogor.AURI diperkuat 41 heli Mil Mi-4 dalam tugas-tugas militer yang diembannya.Khusus Skadron Udara 6 diisi heli-heli Blok Timur.
Helikopter Mil Mi 4 ini kurang nyaman ruang cockpitnya dan olinya menetes dimana mana.

Salah satu helikopter Mi-4 yang dimiliki AURI terlihat sedang akan melakukan pendaratan.

Mil Mi 4 dengan para crewnya saat dinas di Kalimantan. Foto ini diambil saat mereka bertugas untuk pembuatan patok-patok perbatasan di Kalimantan, selain juga setelah itu pergi ke Irian jaya membuat patok-patok perbatasan disana

Nampak di foto M Jusuf, sebelahnya Solichin GP

Helikopter Mi-4 milik AURI yang akan menerbangkan jenasah Kahar Muzakar saat Operasi penumpasan Pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

Heli Angkut Berat AURI dari Skadron 8, Pangkalan Udara Semplak, Bogor Mi-6 Hook

Saat tiba untuk membawa jenasah Kahar Muzakar ini, heli Mi-4 AURI juga membawa Komandan Batalyon 330 Yogie S Memet, Bpk.Solihin GP dan Pangdam Hasanudin, Jenderal M.Yusuf yangselanjutnya sebelum dibawa ke sebuah rumah sakit di Makassar, jasad Kahar Muzakar sempat diperlihatkan kepada Masyarakat Sulawesi Selatan di Lapangan Karebossi, Makassar.
Sebuah pesawat ringan jenis Austermark peninggalan ML/Angkatan Udara Belanda yang di serahkan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia,dengan regestrasi R-70 ( R:Recce/Intai ) menyandang lambang Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di fuselage/badannya juga lambang tunas kelapa di vertical wing nya.Pesawat ini di bawah kendali operasi Lanud Kalidjati ( Lanud Suryadarma ) di Subang,Jawa Barat.Untuk mendukung kegiatan Pramuka Satuan Karya/SAKA Dirgantara

F-86 Avon Sabre yang dipakai Skadron Udara 14 bukanlah buatan atau produksi  oleh pabrik North American Aviation divisi Los Angeles dan Columbus,Ohio. Sabre milik kita adalah versi yang dibuat dibawah lisensi oleh Commonwealth Aircraft Corporation ( CAC ) awal tahun 1950.Oleh karena nya memiliki kode sendiri yaitu CAC Mk-32 F-86 Avon Sabre. Selain Indonesia (TNI AU) yang mendapat bantuan sebanyak 18 unit pesawat eks RAAF dan 16 yang bisa diterbangkan,Negara Malaysia juga (TUDM) mendapat hibah sebanyak 18 unit juga. Dan pada bulan Juli 1976,Iima pesawat Sabre TUDM dihibahkan kpd TNI AU,karena kekuatan Skadron Udara 11 TUDM yang menaunggi Sabrenya dipakai dan digantikan pesawat F-5 A/B.

Saat masih memakai marking RAAF
Persiapan sebelum dihibahkan ke TNI AU
 Persiapan sebelum dihibahkan ke TNI AU dalam Operasi Garuda Bangkit
Air Patrol yang sedang dilaksanakan oleh pesawat Avon Sabre F-86 dari Skadron 14 Buser, Fighter Wing 300 diatas langit Indonesia.

 Latma kedua Skadron Udara 14 Sabre dengan sandi Elang Sebrang I bersama Royal New Zealand Air Force,tahun 1976.
 Pesawat F-86 TNI AU melintas di atas Bandara Polonia Medan, 
Minggu, 21 November 1976.
 F-86 Avon Sabre TNI AU

 Bronco TNI AU pertama kali di operasikan oleh Skadron Udara 3 berkedudukan di Lanud Abdulrahman Saleh,Malang mengantikan peran si "Cocor Merah" P-51D Mustang.

Mantan KSAU, Marsekal TNI Purn Herman Prayitno saat berpangkat Lettu Pnb saat berpose disamping OV-10F Bronco pada tahun 1979 di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.
 Kelebihan Bronco selain sebagai pesawat COIN adalah mampu dan bisa menerjunkan pasukan Komando dari ruang belakang ekornya.Kemampuan ini di Asia baru TNI AU yang mengujinya dan berhasil.Pertama kali di uji coba saat Latma Elang Thainesia di Lanud Surattani,Thailand akhir tahun 80-an.

 Jajaran armada kuda liar OV-10F Bronco TNI AU saat masih menjadi kekuatan Skadron Udara 3 dan melanjutkan tugas serta fungsi Pesawat Pemburu P-51 Mustang. OV-10F Bronco ber Homebase di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, hingga selesai masa baktinya di tahun 2010.
OV 10 Bronco

Bronco datang ke Indonesia pada tanggal 28 September 1976, dan langsung diikutsertakan dalam Operasi Seroja di Timor- timur.Dari pengalaman tempur ini, Bronco kita akhirnya dimodifikasi sesuai keperluan operasi tempur di Timor-timur tersebut.Sebut saja dengan menganti senjata mesinnya menjadi berkaliber 12.7 mm dan mampu membawa bom keluaran Rusia yang memakai standar metrik.Total kita memiliki 16 unit melengkapi Skadron Udara 3 Lanud ABD Saleh, Malang.
Data Teknis OV-10F Bronco.
Mesin: T-76/G10 ( kiri ), T-76/G12 ( kanan).Panjang/ Lebar: 39,7/1,4 kaki.Berat Dasar: 7,902 Lbs.Berat Max: 14.000 Lbs.Kecepatan normal: 180 Kts.Kecepatan maks: 350 Kts.Lama terbang: 2.30 jam tanpa tangki cadangan, 4.30 jam dengan tanki cadangan Jenis BBM: Avigas, JP-4/ Jet-B, JP-5, JP-8, Jet-A, dan Jet- A1. 
Kata pak Herman Prayitno juga, ada dua mazhab diranah ini.Pertama, anggapan yg mengatakan AU perlu pesawat COIN utk menghadapi insurjensi, dan kedua, AU disiapakan utk menghadapi musuh dari luar. Tapi memang dilapangan yg kita ketahui bersama, bahwa selama ini TNI AU hanya dihadapkan kpd konflik-konflik di dlm negeri yg memang membutuhkan pesawat COIN. 
Disebutkan pula, kekuatan udara Bronco saat melepaskan Roket FFAR Folding Fin Air Rocket bukan diarahkan langsung kekonsentrasi musuh tapi ditembakkan keperkubuan mereka yang berada di Goa-goa didaerah pegunungan.....begitupula saat Pak Pedet Soedarman membantu PGT dalam Operasi di Irian Barat yang dikejar OPM, tidak menembaki mereka secara sporadis namun arah tembakan diarahkan kesekitar OPM yang langsung bubar ketakutan. 
Air Refueling dua pesawat tempur A-4 Skyhawk asal Skadron 11 Lanud Iswahjudi, Madiun melalui pesawat tanker Hercules TNI-AU A-1309.

Pesanan TNI AU terdiri dari 31 A-4E ( single seat ) dan 2 TA-4H (dual seat). Setibanya di Indonesia, modifikasi kecil dilakukan terhadap alat komunikasi dan navigasi supaya sesuai dengan keadaan geografis dan standart komunikasi pasukan ABRI kala itu. Setelah sembilan kali pengapalan pesawat A-4 Skyhawk pada priode Mei 1980 hingga Agustus 1982 selesai, maka selanjutnya armada tempur A-4 Skyhawk TNI AU mulai melakukan serangkaian kegiatan latihan di langit Indonesia, termasuk kegiatan air-refueling ini.
TNI AU juga butuh waktu utk menyiapkan dua pesawat tanker Hercules, yaitu: Tanker A-1309 walau tanker asli namun perlu di refungsi-ulang sistem air refuelingnya sementara A-1310 yg aslinya tak lain Kargo, perlu modifikasi agar bisa jadi pesawat tanker.
Pada bulan Februari 1984,A-4E melaksanakan pengisian bahan bakar malam hari (Lanud Iswahjudi dlm-special training).Selanjutnya di bulan November 1987,lima pesawat single seat A-4E melakukan misi Long Range Mission, dengan sasaran terletak di wilayah Timor-Timur.
Pesawat A-4E TT-0409 adalah pesawat A-4E Skyhawk pertama milik TNI AU yang jatuh di Baucau, usai melakukan strafing di Ambon saat pelaksanaan Latihan Gabungan ABRI tahun 1981.Skyhawk ini datang ke Indonesia pada tanggal 21 Desember 1980.  

Skadron Udara 12 resmi menjadi warga Riau tepatnya pada tanggal 28 Maret 1985 dengan ditandai Tepung Tawar oleh Gubernur Riau dan Pemuka Adat.

Dengan datangnya Elang Angkasa A-4 Skyhawk masuk jajaran TNI Angkatan Udara yang ber “HOME BASE” di Pangkalan TNI Angkatan Udara Iswahyudi Madiun yang merupakan Pangkalan Utama jenis pesawat tempur. Untuk efesiensi dalam pelaksanaan tugas, maka Elang Angkasa A-4 Skyhawk yang saat ini sebagai kekuatan Skadron Udara 11. Lalu dipecah menjadi 2 (dua) yaitu sebagian tetap di Skadron Udara 11 dan sebagian di Skadron Udara 12. 

A-4E/F Skyhawk,Skadron 11 dan Skadron 12.

Dengan terbaginya dua Skadron Udara, Skadron Udara 12 yang selama 14 tahun di non aktifkan, maka pada tanggal 2 Mei 1983 Skadron Udara 12 diaktifkan kembali sebagai salah satu kekuatan tempur TNI Angkatan Udara, dengan Komandan Skadron Letkol Pnb Irawan Saleh.
Pada awalnya Skadron 12 berkedudukan di Kemayoran dengan pesawat MIG 19. Lalu pada tahun 1974 Skadron 12 dibekukan karena semua pesawat buatan Rusia di grounded, dan diaktifkan kembali pada 1983 berdasarkan Skep Kasau Nomor Skep/12/V/1983 tanggal 2 Mei 1983 dengan pesawat A-4 Skyhawk dan berkedudukan di Madiun. Pada tahun yang sama, berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor Kep/12/VII/1983 tanggal 5 Juli 1983, Skadron 12 dipindahkan ke Lanud Pekanbaru (sekarang Roesmin Nuryadin). 
Pelaksanaan pemindahan dimulai tanggal 7 September 1983, didahului dengan pemindahan 27 kepala keluarga dibawah komando Skadron Udara 12 Wing 300 saat itu, Letkol. Pnb Irawan Saleh, dibantu oleh Kadisops, Mayor Pnb Hasnafie Asnan. | penempatan pun ditandai dengan ops boyong pada tgl 7 september 1983.
Dan pada saat itulah Skadron Udara 12 siap mengemban tugas melaksanakan operasi udara taktis, strategis, pertahanan udara terbatas dan visual foto recce"

HS Hawk Mk 53 Skadik 103

Pesawat Hawk Mk-53 yang menjadi sarana andal untuk melatih calon-calon penerbang TNI AU sejak pesawat awal dasawarsa 1980-an dan menjadi kekuatan Skadron Pendidikan 103 di Lanud Iswahyudi, Madiun.

Menguji pesawat baru berikut senjatanya yang juga baru 
dilakukan menggunakan pesawat F-5. 

Dalam hal ini, penembakan pertama rudal AIM-9 Sidewinder pertama di TNI AU dilakukan oleh Letkol Pnb Suprihadi pada tanggal 3 November 1989 atau sembilan tahun setelah F-5 dioperasikan di TNI AU. Kala itu, Suprihadi yang menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14 terbang menggunakan F-5 kursi tunggal yang dilengkapi target simulasi TDU-11 di sayap sebelah kiri dan rudal AIM-9 P-2 di sayap kanan. Penembakan sasaran dilaksanakan di area latihan lepas Pantai Pacitan, Jawa Timur. Direct hit! Sasaran tembak yang dilepas berhasil dihancurkan oleh rudal Sidewinder.

 Ini sewaktu pertama kali mendarat di Indonesia. Coba lihat ada lambang USAF di bagian belakang badannya.Pemerintah AS tidak menjamin keselamatan dan Asuransi pesawat ini apabila dalam pengirimannya tidak terdapat lambang USAF

Team awal Elang Biru dan tiga pelatih yang didatangkan dari US Air Force mereka adalah; Peter Abner McCaffry, Matthew " Birdman " Byrd, dan Steve " Boss" Trent.

Guru yang sengaja diundang dari ' Padepokan' Luke Arizona, sebenarnya hanya dua.Tapi yang turun gunung tiga.Yang satunya? Datang atas biaya PACAF, AU AS di Pasifik yang berkantor di Hawaii.Dia suhunya, Kolonel Steve Trent, Inspektur Jenderal PACAF, mantan Komandan Team Thunderbird tahun 1988-1990, mantan penerbang F-4 Phantom yang belasan tahun berpengalaman di medan perang Vietnam.Ia juga mantan komandan "Wolfoack", Wing tempur di Lanud Kunsan, Korea Selatan.
Dua guru lainnya, Mayor Peter McCaffrey asal Fort Collins, Colorado, AS, dan Kapten Matthew E.Byrd asal San Fransisco, California, AS.Keduanya aktif sbg instruktrur Thunderbird di Luke Arizona, sejak 1992-1995.Mereka mantan penerbang A-10 Thunderbolt dan F-117 Nighthawk.
Kolonel Steve' Boss 'Trent langsung menurunkan ilmu Leader nya kepada Letkol Pnb Rodi ' Cobra ' Suprasodjo selanjutnya Elang Biru ditinggalkan Sharky yang mendapat tugas belajar ke Australia. 

 F-16 B Fighting Falcon block-15 TNI AU dengan Camuflase pertama dan di akui oleh Majalah Code One sebagai "the most attractive camouflage" F-16 di dunia.
(artikel Angkasa ditahun 92 dan diulang setiap memuat artikel tentang kamuflase F-16, kamuflase F-16 TNI AU dikatakan yang terbaik)

 F-16A Fighting Falcon,Skadron 3 sedang tinggal landas

Camonya diambil dari camo F-5E Tiger II skadron aggressor USAF yg dikenal sbg "new blue" scheme... disini disebut "blue spot" scheme. Pattern schemenyapun sama dengan F-5E/F Tiger II milik TNI AU. 
Di tahun 1992 seluruh jajaran F-16 diseluruh dunia menarik sementara F-16 utk tidak terbang, karena ada laporan mengenai 'crak'atau retakan di bagian belakang pesawat yang akhirnya nyatanya tidak diketemukan.
F-16 adalah pesawat tempur kita yang melakukan uji penembakan Air to Groud Missile AGM-65 Maverick dengan penerbang Letkol Pnb.M.Syaugi sebagai eksekutor dan Pilot in Comand.

 F-16 TNI AU dalam balutan livery Elang Biru saat melakukan patroli udara bersama dengan kekuatan fighter yang dimiliki oleh Lanud Iswahyudi,Madiun. 
F-16 terlihat full armament.

 AT-6G Harvard TNI AU yang akan diterbangkan mantan ketua umum PSSI,Marsdya ( Pur ) Kardono yang juga mantan penerbang P-51D Mustang AURI bersama Marsdya TNI Tamtama Adi 21 Mei 1999
 Marsdya (Pur) Kardono yang juga mantan penerbang P-51D Mustang AURI bersama Marsdya TNI Tamtama Adi sedang memeriksa pesawat AT-6G Harvard

Pesawat AT-6G Harvard nampak sedang terbang

Di majalah Angkasa ditulis kalau para teknisi AU yang merawat pesawat tua ini tidak terlalu kwatir masalah suku cadang....beliau-beliau ini terbiasa membeli beberapa jenis suku cadang bukan lewat distributor asli,melainkan membeli di Pusat jual beli onderdil,Asem Reges di Jakarta.

Saat masih bisa terbang dan terbang bersama-sama.tiga vintage aircraft terdiri dari dua AT-6 Harvard dan DC- Dakota flypass saat pembukaan Jambore Aerosport,Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2001.

 
 Joyflight bersama DC-3 Dakota di acara Jambore Aero Sport 31 Agustus- 2 September 2001

 Replika RI 001 Seulawah nampak terparkir di Skatek 021 Halim Perdanakusuma Jakarta



1 komentar: