Selasa, 29 September 2015

Puspenerbad TNI AD

Puspenerbad TNI AD

 Cessna L-19

Wira Amur on Duty pesawat Cessna L-19 milik Penerbad dalam masa operasinya.Sepasang pesawat Cessna L-19 pernah dikerahkan untuk menumpas gerakan separatis pimpinan Kahar Muzakar di tahun 1964.Selain mengintai pesawat ringan ini juga ditugasi memberikan bantuan tembakan bagi pasukan darat.Misi ini bukan seperti BTU pada umumnya,misi ini cukup dilakukan dgn menembakkan senapan serbu AK-47 maupun Stengun dari dlm pesawat.....Lewat pesawat ini juga,seorang Taruna Akmil tingkat akhir yaitu Sintong Panjaitan yang kala itu sdg menjalani praktek lapangan dlm operasi Kilat pernah melakukan aksi lain daripada yang lain.Ia menjatuhkan peluru mortir kaliber 60 mm untuk memborbardir posisi lawan dari pesawat jenis ini....Sayangnya usahanya itu tidak membuahkan hasil lantaran peluru mortirnya gagal meledak....Ini sedikit cerita dari pesawat Cessna L-19 milik Penerbad

De Havilland Canada DHC-2 Beaver Mk1

Kodratnya adalah pesawat angkut sipil ringan, namun karena pernah digunakan oleh Puspenerbad (Pusat Penerbangan Angkatan Darat) TNI AD, maka pesawat bermesin propeller ini masuk kedinasan dalam dunia militer. Inilah BN-2A Islander, pesawat jenis utility aircraft produksi Britten-Norman dari Inggris, ikut ambil bagian dalam babak awal Operasi Seroja di Timor Timur. Meski basis BN-2A kemudian ada yang diluncurkan dalam varian militer, Islander milik TNI AD tidak dipersenjatai, perannya lebih ke fungsi angkut dan pengintaian taktis.

 BN-2A Islander milik Puspenerbad dengan nomer A-10021 bernama “Batu Gade”
Seperti disebut dalam buku “Operasi Udara di Timor-Timur” karya Hendro Subroto, pada tahun 1977 Puspenerbad mengirimkan pesawat BN-2A Islander dengan nomer A-10021 bernama “Batu Gade” ke Timor Timur. Tidak menyandang peran sebagai pesawat yang dipersenjatai, kelincahan BN-2A dan kemampuan short take off landing (STOL) dari landasan perintis (non aspal) menjadikan pesawat yang akrab dalam penerbangan perintis di Papua ini dipercaya sebagai wahana transport G-1/Intelijen Hankam.  

 Bagian kokpit dari pesawat  BN-2A Islander
Yang unik, Puspenerbad TNI AD hanya punya 1 unit BN-2A Islander, dan merujuk informasi dari planelogger.com, ternyata Islander TNI AD tidak didatangkan gress, alias beli baru. Sebelum menjadi milik TNI AD, pesawat dengan mesin 2x Lycoming O-540-E4C5 adalah milik TAT – Transportes Aereos de Timor. Menurut catatan, BN-2A Islander resmi digunakan TNI AD pada Desember 1975. Meski kini diduga sudah tak lagi beroperasi, pesawat yang berpangkalan di Bandara Pondok Cabe ini masih terlihat di Oktober 2006.
Seperti apakah kemampuan BN-2A Islander? Dalam konfigurasi standar, pesawat ini dapat dimuati sampai 9 penumpang. Dengan maximum take off weight 2.994 kg, pesawat ini dapat mengudara dengan kecepatan maksimum 273 km per jam, dan kecepatan jelajah 257 km per jam. Punya kecepatan menanjak 295 meter per menit, pesawat ini mampu terbang di ketinggian maksimum 4.024 meter. Dengan bahan bakar internal, jarak jangkau terbangnya mencapai 1.400 km.

Aero Commander 680FL dengan nomer A-2003 dan A-2004


Serupa tapi tidak sama, Puspenerbad TNI AD ternyata juga punya pesawat angkut yang mirip dengan BN-2A Islander, yakni Aero Commander 680FL. Teratat ada dua unit yang pernah beroperasi, yaitu pesawat dengan nomer A-2003 dan A-2004. Bedanya Aero Commander adalah buatan Negeri Paman Sam, dan pesawat ini pun sukses dikembangkan ke dalam varian militer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar